GIANYAR, BALIPOST.com – Sejak diluncurkan 2015, keberadaan Salon Desa sudah mulai menunjukkan eksistensinya di tengah-tengah masyarakat. Beberapa diantaranya bahkan telah mampu menyumbang pendapatan kepada desa bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), maupun dikelola secara mandiri.
Namun demikian, di tengah keberhasilan beberapa Salon Desa mengaplikasikan program dari Pemkab Gianyar dalam hal pemberdayaan masyarakat terutama kalangan ibu-ibu rumah tangga, beberapa Salon Desa juga ditemui terkesan masih setengah jalan atau kurang aktif.
“Atas arahan Ketua TP. PKK Kabupaten Gianyar, hari ini kita melakukan evaluasi. Untuk yang kurang aktif, kita motivasi untuk bisa lebih diaktifkan lagi,” terang Ketua Pokja II, Ny. Bintari Suradnya saat melakukan evaluasi bersama tim kepada empat Salon Desa yakni, Salon Desa Lodtunduh, Salon Desa Bresela, Salon Desa Batubulan serta Salon Desa Tulikup, Senin, (5/8).
Ditambahkan, saat ini dari 64 Desa yang ada di Kabupaten Gianyar, sebanyak 59 Desa sudah memiliki Salon Desa. Sisanya, tidak mengajukan permohonan karena alasan ketidaktersediaan tempat dan tenaga pengelola.
Sedangkan, dari 59 Salon Desa tersebut, saat ini yang aktif sekitar 22 Salon Desa.
Ditemui terpisah, hal senada diungkapkan Ketua TP PKK Kabupaten Gianyar, Ny. Ida Ayu Surya Adnyani Mahayastra. Menurutnya, evaluasi dilakukan untuk mendata salon-salon desa yang ada sekaligus mencari tahu kendala-kendala yang selama ini dihadapi.
Selanjutnya, kepada 22 salon desa yang sudah aktif, akan diberikan pelatihan ke tahap berikutnya agar memiliki uji kompetensi sehingga siap untuk bersaing sehat dengan salon-salon lainnya. Begitu pula terhadap beberapa salon desa yang belum dikelola dengan baik, akan tetap diberikan pembinaan serta motivasi agar bisa lebih aktif lagi.
Selain itu, upaya lain juga akan dilakukan melalui koordinasi secara intensif dengan Pemerintah Desa, agar memberdayakan Salon Desa yang ada di wilayahnya sehingga dapat berkembang dan bermanfaat bagi warga. “Saya harap salon desa yang lain juga mau untuk terus berusaha. Sehingga segi pemberdayaan manusia bidang salon bisa meningkat. Salon sudah menjadi kebutuhan pokok bagi kalangan ibu-ibu, terutama saat ada Upacara Keagamaan. Saya optimis ini akan maju asal pengelolaan dan keterampilannya bagus,” katanya. (Adv/balipost)