Wisman berjemur di Pantai Batu Bolong, Badung. (BP/wan)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pertumbuhan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali sudah mengalami penurunan sejak Maret. Penurunan ini terus terjadi pada April dan Mei 2019. Pada Juni, penurunan ini tercatat meningkat dan menghasilkan rekor baru yang lebih tinggi dari bulan Juni tahun–tahun sebelumnya.

Menurut Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Agus Gede Hendrayana Hermawan, S.E, M.Si, Senin (5/8), jika dicermati angkatnya, pada Juni pertumbuhan kedatangan wisman hanya tumbuh 1 persen. Padahal sebelumnya, Juni 2018 maupun Juni 2017, pertumbuhannya selalu di atas 5 persen, 8 persen pada Juni 2018 bahkan pada 2017 di atas 20 persen.

“Sesuatu yang menarik untuk dicermati, mudah-mudahan tidak berlangsung seperti ini lagi. Karena kalau wisman kita turun, motor penggeraknya wisman, wismannya turun tentu akan  sangat berpengaruh. Jadi terjadi perlambatan yang cukup dalam dibandingkan triwulan II 2018,” ungkapnya.

Baca juga:  Baru Setahun Terbentuk, Sanggar Seni Semara Wijaya Tampil di PKB

Ia juga memaparkan pada semester I 2019 ekonomi Bali tumbuh 5,80 persen yoy. Dibandingkan semester I 2018, terjadi perlambatan yang tidak terlalu besar karena triwulan I 2018, ekonomi Bali tumbuh 5,82 persen.

Namun secara triwulanan, triwulan II 2019 ekonomi Bali tumbuh 5,64 persen. Jika dibandingkan triwulan II 2018, ekonomi Bali mengalami perlambatan yang cukup dalam karena triwulan II 2018 pertumbuhannya 6,25 persen.

Secara yoy, ekonomi Bali triwulan II 2019 tumbuh 5,64 persen, mengalami perlambatan yang cukup dalam, karena triwulan II 2018 ekonomi Bali tercatat tumbuh 6,25 persen. “Dilihat data dari 2010, baru kali ini pariwisata kita mengalami pertumbuhan negatif secara yoy. Pertumbuhan wisman yang minus 4,85 persen baru kali ini terjadi yaitu di triwulan II 2019. Sebelum-sebelumnya pertumbuhan itu selalu positif,” ungkapnya.

Baca juga:  Pascadigerebek, Polisi Bersenjata Lengkap Siaga di Akasaka

Triwulan II 2019 secara qtq, ekonomi Bali tumbuh 3,04 persen. Secara yoy, triwulan II 2019 angka pertumbuhanmnya tercatat 5,64 persen. Tidak jauh berbeda dengan tahun – tahun sebelumnya, pergerakan ekonomi triwulan II 2019 cenderung terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan triwulan I 2019. “Karena ekonomi Bali didorong oleh pariwisata, biasanya pariwisata di triwulan II kondisinya masih lebih baik dibandingkan triwulan – triwulan sebelumnya,” tandasnya.

Pertumbuhan ekonomi Bali tersebut didorong oleh 17 kategori lapangan usaha. Dari 17 kategori yang ada, secara qtq pertumbuhan tertinggi tercatat di kategori pemerintahan, tumbuha 7,99 persen. Pertumbuhan kategori ini sama dengan nasional karena triwulan I tidak ada pembayaran gaji ke-14 (THR) sedangkan triwulan II ada.

Baca juga:  Koster Siap Lanjutkan Pembangunan Kawasan PKB

Pengadaan air tumbuh 6,56 persen, pertanian 5,87 persen. “Angka pertanian ini bisa dikatakan tumbuh tinggi dibandingkan sebelum – sebelumnya karena didorong angka panen raya yang tumbuh lebih dari 100 persen,” ungkapnya.

Perdagangan sebagai pemberi kontribusi besar dalam ekonomi Bali secara yoy tercatat tumbuh 10,97 persen, menjadi kategori yang tumbuh tertinggi, diikuti industri jasa keuangan dan konstruksi. “Pertumbuhan sektor finansial sudah cukup bagus pada triwulan II 2019, sektor riil (barang), angkanya juga cukup bagus baik pertanian dan industri tumbuh tinggi. Akan tetapi sektor riil yang terkait dengan sektor jasa-jasa yang menarik ke bawah pertumbuhan Bali karena terkait dengan  jumlah wisman yang mengalami penurunan,” jelasnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *