BANGLI, BALIPOST.com – Jalan jebol di wilayah Banjar Abuan Kauh, Desa Abuan, Susut dinilai sangat membahayakan. Sebab meski telah dipasangi batang pohon kelapa sebagai jembatan darurat, namun keberadaan jembatan itu tak cukup kuat untuk dilalui kendaraan terus menerus.
Wakil rakyat asal desa setempat, Dewa Gede Oka, mendesak pemerintah kabupaten dan provinsi segera menangani kerusakan jalan itu sehingga transportasi masyarakat bisa lancar kembali. Ia mengaku selama ini dirinya sudah terus mendorong Pemkab Bangli untuk memperbaiki jalan jebol yang ada di desanya itu.
Namun berdasarkan hasil koordinasinya dengan Dinas PU, penannganan jalan jebol itu ternyata tidak bisa hanya dilakukan Pemkab Bangli. Sebab di bawah badan jalan tersebut terdapat terowongan saluran irigasi yang asetnya merupakan milik pemerintah provinsi. “Kalau diperbaiki badan jalannya, harus diperbaiki juga saluran irigasi di bawahnya,” terangnya, Selasa (6/8).
Karenanya untuk menangani jalan jebol itu, Pemkab Bangli harus melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi. Sesuai kewenangannya perbaikan saluran irigasi dilakukan dinas terkait di Pemprov, sedangkan perbaikan badan jalan dilakukan Dinas PUPRPerkim Bangli. “Harus sama-sama memperbaiki. Kalau tidak diperbaiki saluran irigasinya, tidak mungkin bisa diperbaiki jalannya,” jelasnya.
Ia meminta agar penanganan jalan itu bisa segera dianggarkan baik Pemkab Bangli maupun Pemerintah Provinsi Bali pada tahun depan. “Sekarang ini kondisinya kan membahayakan sekali, hanya pakai jembatan dari batang pohon kelapa. Sementara banyak kendaraan yang melintas di sana,” imbuh politisi Gerindra tersebut.
Ruas jalan Abuan-Mundung di Desa Abuan, Susut sangat mengkhawatirkan untuk dilalui. Belasan batang pohon kelapa yang disusun warga sebagai jembatan di atas badan jalan yang jebol kondisinya kini sudah mulai lapuk.
Perbekel Desa Abuan I Wayan Widnyana ditemui di lokasi mengatakan ruas jalan Abuan-Mundung tersebut sudah mulai jebol sejak akhir 2018. Awalnya badan jalan yang jebolnya tidak terlalu lebar. Namun karena tidak segera mendapat penanganan dan terus menerus terkikis air hujan, lama-kelamaan badan jalan yang jebol semakin lebar hingga akhirnya tak bisa dilalui sama sekali pada awal 2019.
Agar bisa dilalui, warga setempat pun berinisiatif menyusun belasan batang pohon kelapa sebagai jembatan di atas lokasi jalan yang jebol. Hal itu dilakukan masyarakat secara swadaya. “Karena tuntutan aktivitas masyarakat kami yang sangat padat sehingga masyarakat kami berusaha berswadaya agar jalan ini bisa dilintasi,” jelasnya.
Widnyana mengaku saat awal jalan tersebut jebol, pihaknya sudah menyampaikan kondisinya ke Pemkab Bangli. Pejabat dari Dinas PUPRPerkim didampingi wakil rakyat dari desa setempat juga sudah sempat turun langsung melakukan peninjauan ke lokasi.
Akan tetapi sampai sekarang belum ada tindaklanjut perbaikan dari Pemkab Bangli. Pihaknya tentu sangat berharap kondisi jalan jebol di desanya itu bisa segera diperbaiki Pemkab Bangli. Sebab ruas jalan tersebut selama ini menjadi akses satu-satunya yang dilalui warganya di banjar setempat. “Kami di Desa tidak bisa mengalokasikan dana untuk perbaikan jalan ini karena menjadi kewenangan kabupaten,” terangnya.
Dikatakannya jebolnya ruas jalan Abuan -Mundung selama ini sangat menghambat perekonomian masyarakat terutama yang tinggal di Banjar Abuan Kauh. Dari hampir 300 kepala keluarga di Banjar Abuan Kauh, sebanyak 150 KK diantaranya bermukim di seberang jalan yang jebol.
Jika kerusakan jalan ini tidak segera diperbaiki pemerintah, tidak menutup kemungkinan ratusan KK warganya yang tinggal di tempek Mundung akan terisolir. “Batang pohon kelapa yang kini dipakai menutupi jalan yang jebol saya yakin tidak akan bertahan lama. Karena penyangga di bawahnya kini sudah mulai longsor. Jadi kami harapkan bisa segera diperbaiki pemerintah,” harapnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas PUPRPerkim Bangli Made Soma belum bisa memberikan kepastian terkait perbaikan jalan di Desa Abuan tersebut. Pihaknya mengaku akan turun kembali ke Desa Abuan.
Soma mengataan, jika Pemprov mau mengalihkan saluran irigasi dengan membuatkan yang baru, maka pihaknya tidak akan melakukan perbaikan di lokasi jalan jebol sekarang. Karena jika dilakukan perbaikan saat ini akan percuma.
Mengingat, di bawah ruas jalan tersebut terdapat terowongan yang memanjang ke timur. “Ada terowongan di bawah jalan sepanjang 100 meter. Kalau itu sekarang diperbaiki, di timurnya bisa jadi jebol lagi. Karena itu, kalau diberikan provinsi dibuatkan saluran irigasi di atas, kami akan bongkar jalan itu dan kami akan urug dan selanjutnya dilakukan perbaikan,” jelas Soma. (Dayu Swasrina/balipost)