TABANAN, BALIPOST.com – Bali di segala hal sedang mengalami kritis. Hal ini perlu disikapi bersama dalam menyelamatkan generasi penerus Bali. Salah satunya dengan membentuk karakter pada generasi penerus, untuk Bali yang terus langgeng dari sisi agama, adat-istiadat, dan budaya.
Hal tersebut dikatakan Pimpinan Kelompok Media Bali Post ABG Satria Naradha saat pembukaan kegiatan Pasraman Ajeg Bali bagi para nominasi Guru dan Siswa Ajeg Bali Tahun 2019 di Pasraman Dalem Ketut, Lumajang, Tabanan, Kamis (8/8).
Sebanyak 36 orang nominator Siswa Ajeg Bali (SAB) dan Guru Ajeg Bali (GAB) 2019 mengikuti pasraman hingga Minggu (11/8) mendatang. Nominator SAB dan GAB terdiri atas guru SD, SMP, dan SMK/SMA serta siswa SD, SMP, SMA/SMK. Masing-masing tingkatan diikuti enam peserta.
Program pemilihan Guru dan Siswa Ajeg Bali ini bertujuan menjalankan swadarma, bagaimana Bali yang ada manusia, alam, budaya serta kehidupannya, berlandaskan agama Hindu bisa tetap berlangsung, dari generasi ke generasi berikutnya.
Para Guru dan Siswa Ajeg Bali ini, dikatakan Satria Naradha, selama di pasraman diajarkan bagaimana membangun karakter secara alami, bagaimana cara menghadapi kehidupan yang akan datang secara alami sehingga benar-benar memiliki karakter budaya Bali, agar nantinya mampu melanjutkan penyelamatan alam, manusia, agama, dan budayanya.
Menurutnya, tantangan Bali ke depan cukup berat. Kegiatan pasraman guru dan siswa Ajeg Bali ini merupakan fondasi atau dasar dalam menghadapi tantangan tersebut. Hal ini harus dipersiapkan sejak dini. Kalau tidak dipersiapkan dari sekarang, akan hilang di tengah situasi perkembangan internal dan eskternal Bali sendiri.
Sementara itu, I Gusti Ketut Suwela, GAB 2004, menyambut baik pernyataan pimpinan KMB. Di era globalisasi saat ini sangat dibutuhkan penguatan karakter generasi penerus dalam menjaga Bali. Melalui kegiatan positif seperti ini (pasraman ajeg Bali), kiranya mejadi benteng kita sebagai orang Bali, pemeluk agama Hindu dalam menghadapi persaingan. (Agung Dharmada/balipost)