SINGARAJA, BALIPOST.com – Puluhan mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) berangkat ke luar negeri mengikuti program Pratek Pengalaman Lapangan (PPL) dan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Melalui program untuk mendukung internasionalization at home itu, mahasiswa berbagai program studi ini diharapkan bisa menjadi manusia yang mencirikan era revolusi industri 4.0.
Selain mengirim mahasiswa, Undiksha juga menerima sejumlah mahasiswa dari luar negeri untuk program yang sama.
Pada pelepasan dan penerimaan, Jumat (9/8), Ketua Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LPPPM) Undiksha, Prof. Dr. AAIN. Marhaeni, M.A mengungkapkan secara keseluruhan, terdapat 98 mahasiswa yang mengikuti program tersebut tahun ini.
Rinciannya, untuk keberangkatan periode Januari-Februari sebanyak 33 orang dan periode Juli-September 65 orang, dengan menyasar perguruan tinggi di Malaysia, Philipina, Thailand dan Vietnam. “Yang ikut program ini dari 12 program studi,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk PKL dari luar negeri, periode Juli-September mencapai 17 orang, berasal dari empat perguruan tinggi di Malaysia dan Philipina. Jumlah tersebut lebih banyak dari periode sebelumnya yang hanya 9 orang. “Untuk program ini ada untuk bidang ekonomi dan teknik,” jelasnya.
Khusus untuk PPL, sambungnya, diikuti 10 mahasiswa yang dengan mengambil bidang pendidikan, sains, ilmu sosial dan seni. Mereka berasal dari lima perguruan tinggi yang tersebar di Malaysia, Philipina, Thailand dan Vietnam.
Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd mengapresiasi keikutsertaan mahasiswa pada program yang dirintis sejak 2017 tersebut. Hal itu sebagai salah satu bentuk dukungan untuk program internasionalization at home yang telah dicanangkan tahun 2019. “”Untuk mewujudkan program itu, kita tidak hanya menerima mahasiswa dari luar negeri. Tetapi juga harus memberangkatkan,” ucapnya, didampingi Wakil Rektor I Undiksha, Dr. Gede Rasben Dantes, S.T.,M.TI.
Melalui program tersebut, mahasiswa diharapkan tak hanya memperkuat keilmuannya. Lebih dari itu juga bisa saling bertukar kebudayaan yang mampu meningkatkan kualitas diri. “Bisa belajar tentang etos kerja di luar negeri yang baik. Tetapi yang jelas sebenarnya, yang kita inginkan, ia tidak hanya memperkuat kualitas kelilmuannya atau kompetensinya, tetapi dia dengan ke luar negeri itu, bisa menjadi manusia yang mencirikan era revolusi industri 4.0. Ada critical thinking, creative, collaborative, communicative,” tegasnya.
Disampaikan lebih lanjut, keikutsertaan pada program tersebut, mahasiswa Undiksha juga diminta untuk selalu mengimplementasikan Tri Hita Karana, yakni menjaga hubungan baik dengan tuhan, dengan sesama manusia dan lingkungan. Falsafah yang sifatnya universal itu menjadi landasan dalam mewujudkan visi Undiksha sebagai universitas unggul di Asia pada tahun 2045. “Saya ingin mahasiswa bisa menjadi teladan disana. bisa mendapat good interpersonal skill, untuk menjadi manusia yang berintegritas. Mereka akan kita pakai mentor nanti untuk mahasiswa lain,” ucapnya.
Salah satu peserta, Made Septi Dwi Indrayani mengapresiasi adanya program ini. Melalui itu, ia bersama mahasiswa lain mendapat ruang untuk menambah pengalaman yang dinilai sangat penting sebagai bekal masa depan. “Kami sangat senang ada program ini. Bisa memberikan tambahan wawasan,” ucapnya.
Jumlah pelamar program ini setiap periodenya semakin meningkat. Atas hal tersebut, Undiksha mengupayakan ada penambahan biaya untuk mendukung keberangkatan. Termasuk juga dengan memperluas kerjasama dengan negara-negara di luar ASEAN. (Adv/balipost)