MANGUPURA, BALIPOST.com – Pemutaran perdana “Bali: Beats of Paradise” karya Livi Zheng disambut antusias penikmat film di Bali, Sabtu (10/8). Premiere digelar di Cinemaxx, Lippo Mall, Kuta, dengan menghadirkan sang sutradara dan tokoh sentral dari film dokumenter itu, Nyoman Wenten dan Nanik Wenten.
Film berdurasi sekitar sejam ini menceritakan tentang keseharian pasangan suami istri yang menjadi pengajar gamelan dan tarian Bali di Amerika Serikat. Hidup berpuluh-puluh tahun di negeri orang, keduanya tidak pernah melupakan kebudayaan Bali.
Dari film itu terlihat betapa lekatnya gamelan dengan kehidupan pasangan itu. Nyoman Wenten dan Nanik setiap hari mengajar gamelan dan tarian di sejumlah universitas ternama di AS.
Murid mereka, generasi muda AS, nampak antusias belajar gamelan dan tarian Bali. Tak nampak canggung dan luwes dalam memainkan gamelan maupun menari.
Bertolak belakang dengan generasi muda Bali khususnya, dan Indonesia umumnya. Gamelan dan tarian tak lagi menghiasi keseharian mereka. Kondisi ini juga memicu keprihatinan Nyoman Wenten yang menekuni gamelan sejak usia dini.
Menurut Livi, ketertarikannya menggarap dokumenter ini karena ingin melestarikan budaya Indonesia. Gamelan, merupakan salah satu alat musik khas yang dimiliki Indonesia, bahkan sudah digunakan di sejumlah film-film di AS, seperti Star Trek dan Avatar.
Film karya sutradara asal Blitar, Jawa Timur, yang bermukim di Los Angeles, Amerika Serikat (AS) ini mendapat sambutan hangat penonton di AS pada akhir tahun lalu, dan menyusul penonton di Korea Selatan. “Setelah sukses diterima di bioskop-bioskop Amerika dan Korea Selatan, kali ini premiere di Bali. Nantinya akan tayang di seluruh Indonesia pada 22 Agustus mendatang. Semoga film ini bisa menginspirasi masyarakat dan tentunya mempromosikan pariwisata Indonesia ke dunia,” kata Livi Zheng.
Film itu juga mengupas persinggungan Wenten dengan gamelan sejak kecil di Bali, yang membawanya melanglang buana. Wenten kemudian bekerjasama dengan musisi Judith Hill yang sebelumnya kontestan “The Voice” dan pemenang Grammy-Award.
Bersama Judith Hill, Nyoman Wenten menggabungkan gamelan dan tari Bali dengan musik funk dalam musik “Queen of the Hill”.
Plt. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, I Putu Astawa, mengapresiasi film ini. Ia menilai film ini sejalan dengan visi Pemrov Bali, yakni “Nangun Sat Kerthi Loka Bali.” “Budaya Bali diangkat dalam film ini sehingga makin dikenal oleh masyarakat dunia. Pemerintah akan memviralkan. Film ini wajib ditonton sama generasi muda,” sebutnya. (Diah Dewi/balipost)