Livi Zheng dan Kepala Bank Indonesia KPW Bali, Trisno Nugroho. (BP/may)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kunjungan wisatawan ke Bali menurun pada 2019 ini. Di saat lesunya pariwisata Bali ini, kehadiran Bali: Beats of Paradise yang premiere Sabtu (10/8) di Cinemaxx diharapkan bisa menggenjot kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman). Harapan itu diutarakan Kepala Bank Indonesia KPw Bali Trisno Nugroho usai menonton film itu.

Ia mengatakan, pariwisata menjadi salah satu pilar pembangunan ekonomi Indonesia. “Livi Zheng membuat film tentang Bali dan tentunya akan memperkenalkan Bali ke dunia. Harapan kita, Indonesia akan menjadi terkenal, Bali akan menjadi terkenal, dan banyak wisatawan ingin ke Indonesia melihat gamelan dan kisah inspiratif dari Pak Wenten yang sukses di Amerika,” ujarnya.

Baca juga:  Konsumsi Domestik G20 hingga Rp1,7 Triliun, Luhut: Sebagian Besar Berputar di Bali

Bank Indonesia mendukung upaya yang dilakukan Livi Zheng agar Bali menjadi terkenal. Sehingga dapat menarik wisman ke Bali.

Film ini sudah diputar di Amerika, Korea dan Singapore Airlines sehingga menjadi ajang promosi yang baik. “Kalau di Singapore sudah tayang maka nanti akan banyak orang luar negeri yang akan melihat,” ungkapnya.

Selain pariwisata berkembang, ekonomi kreatif dinilainya juga akan berkembang. Gamelan dan tarian akan dapat semakin tumbuh.

Baca juga:  Bicara di Ajang Pertemuan WB-IMF, Livi Zheng Bicara Keindahan Indonesia dan Bali

Livi Zheng mengatakan Bali: Beats of Paradise telah diputar lebih dulu di Amerika, Korea, dan Singapore Airlines. Film ini mengangkat kisah Nyoman Wenten dan Nanik Wenten, seniman Bali yang sukses di Amerika melalui seni gamelan.

Melalui film ini Livi Zheng ingin mempopulerkan kebudayaan dan kesenian Bali khususnya gamelan. Karena beberapa karya seni yang terkenal di dunia juga menggunakan gamelan sebagai instrument musiknya. Seperti film Avatar karya James Cameron, TV Seri Star Trek, dan Nintendo Games, Super Mario Bros. “Tapi kalau di luar, orang engga tahu, kalau di film itu ada gamelannya. Padahal gamelan itu dari Indonesia. Kan sayang, saya merasa ini harus difilmkan. Kita sebagai orang Indonesia harus memberitahukan ini pada dunia,” tuturnya.

Baca juga:  Ribuan Tenaga Kontrak Pemkab Gianyar Sedot Anggaran Rp 100 Miliar Lebih

Film ini bisa mulai disaksikan publik pada 22 Agustus. “Harapan saya kalau di luar negeri, film ini bertujuan untuk memperkenalkan kebudayaan dan kesenian Indonesia. Kalau di Indonesia, saya berharap orang Indonesia semakin mencintai Indonesia,” ungkapnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *