SINGARAJA, BALIPOST.com – Republik Indonesia pada 17 Agustus 2019 akan merayakan usianya yang ke-74. Di balik bertambahnya usia republik ini, berbagai tantangan masih menghadang. Bahkan ke depan berpeluang semakin kompleks.
Akademisi Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd., menilai masyarakat, khususnya generasi muda, harus mampu menerjemahkan berbagai tantangan itu, termasuk peluang-peluang yang ada di depan mata. Langkah yang dapat diambil dapat melalui berkarya dan meningkatkan keterampilan berpikir. “Keterampilan berpikir itu, baik dalam memahami peluang di era global maupun tantangan yang ada,” tegasnya, Jumat (9/8).
Dunia ke depan, lanjutnya, penuh dengan ketidakpastian. Di tengah kondisi itu, keterampilan dan kreativitas menjadi taruhan. Generasi muda harus betul-betul mengisi diri dengan belajar dan berkarya untuk kepentingan masyarakat dan bangsa.
Ini pun harus mendapat dukungan dari faktor eksternal. Mulai dari kualitas pendidikan yang baik, termasuk tenaga pendidik di dalamnya maupun dukungan dari masyarakat. “Perlu ada gerakan dan komitmen yang sama,” ucapnya.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Memiliki geografis yang luas dan Sumber Daya Manusia yang besar pula. Jika hal itu mampu terkelola dengan baik, menurut akademisi asal Desa Bonyoh, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli ini akan menjadi kekuatan baru di dunia. Hanya saja kini, masih ada problem yang harus ditangani bersama, salah satunya dalam bidang pendidikan.
Menjelang golden era pada 2045, generasi muda harus semakin banyak yang menorehkan prestasi, baik pada diri, pada masyarakat dan bangsa. “Perlu ada pembenahan diri, tidak luruh pada problema di masyarakat adalah kuncinya. Keajegan dalam berpikir, pemahaman terhadap nilai budaya serta wawasan terhadap bagaimana masa depan itu dirancang, menjadi tiga faktor yang harus dipahami generasi muda,” imbuhnya. (kmb/balipost)