MANGUPURA, BALIPOST.com – Puncak pujawali di Pura Luhur Uluwatu, Pecatu Kuta Selatan, berlangsung Selasa (13/8). Sejak pagi, pamedek berdatangan untuk melakukan persembahyangan. Selama pujawali berlangsung, panitia mengimbau pamedek agar tidak membawa sarana upacara yang dibungkus kantong plastik.
Pecalang akan meminta pamedek untuk meninggalkan kantong plastiknya apabila kedapatan membawanya. Seperti yang terlihat di area dalam pintu masuk menuju kawasan pura, beberapa pamedek kedapatan masih membawa sarana upacara dengan kantong plastik.
Menurut Panglingsir Puri Agung Jro Kuta yang juga Pangempon Pura Uluwatu, I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya, imbauan untuk tidak menggunakan kantong plastik selama pujawali bukan merupakan terobosan baru. Kesepakatan ini sudah diterapkan bersama Bendesa Adat Pecatu setahun lalu. Sementara terkait pelaksanaan pengurangan sampah plastik sudah diterapkan sejak 5-10 tahun. Hal ini membuat tidak ada komplin lagi, padahal 10 tahun lalu di tebing-tebing masih ditemukan sampah pastik.
Untuk mengatasi masalah sampah, siswa di Pecatu juga diajak memerangi sampah plastik. Sebagai pangempon dan pangemong, pihaknya sepakat mempertegas kembali terkait Pergub dan Perbup pengurangan sampah plastik. Setiap pujawali, ini menjadi komitmen dan sudah disepakati bersama. “Mudah-mudahan berhasil ke depannya,” ujarnya.
Sementara itu, Bendesa Adat Pecatu I Made Sumerta mengatakan, pujawali setiap enam bulan sekali terus dievaluasi. Hasil evaluasi kegiatan enam bulan lalu, salah satunya ditegaskan tidak disiapkan lagi kantong plastik untuk nunas tirta. Selain itu, tidak memakai kantong plastik untuk membawa sarana upacara. Hal ini terus diimbau. Pamedek yang membawa kantong plastik diminta melepaskan kantong plastiknya oleh pecalang di pintu masuk. “Pelaksana tugas dan pecalang juga terus memberikan penyadaran kepada pamedek yang tangkil saat pujawali,” pungkasnya.
Menurutnya, larangan menggunakan kantong plastik tidak hanya diberlakukan di kawasan pura, namun juga di luar kawasan pura. Sebab, konsep clean dan green itu terkandung di dalamnya. Terutama clean menyangkut sampah plastik. “Wisatawan kurang respek terhadap sampah plastik. Wisatawan sudah banyak yang mengerti terkait itu,” ucapnya.
Untuk pujawali akan nyejer selama tiga hari, dan penyineban akan dilakukan pada Jumat (16/8). Pihaknya berharap pamedek menyesuaikan jam keberangkatannya, supaya tidak terjadi kekroditan. Kamis (15/8) yang bertepatan dengan Purnama, pamedek diharapkan menggunakan jalur alternatif. ”Supaya jalur menuju kawasan pura menjadi lancar,” tandas Sumerta. (Yudi Karnaedi/balipost)