JAKARTA, BALIPOST.com – PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) terus meningkatkan portofolio pembiayaan ke segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Hingga akhir Juni 2019, BRI berhasil menyalurkan kredit senilai Rp 888,32 triliun. Pencapaian ini meningkat 11,84 persen dibandingkan penyaluran pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Demikian diungkapkan Direktur Utama BRI Suprajarto saat paparan kinerja keuangan Triwulan II 2019 di Jakarta, Rabu (14/8). Menurutnya, penyaluran kredit didominasi ke segmen UMKM sebesar 76.72 persen atau senilai Rp 681,50 triliun. Penyaluran kredit UMKM BRI untuk triwulan II Tahun 2019 tercatat tumbuh 13 persen.
Pencapaian tersebut selaras dengan strategi perseroan yang terus memperbesar porsi penyaluran kredit ke segmen UMKM. “Secara konsisten perseroan meningkatkan komposisi kredit UMKM dibandingkan kredit korporasi. Tahun 2022, komposisi penyaluran kredit UMKM BRI ditargetkan mencapai 80% dari total portofolio kredit BRI,” imbuhnya.
Dalam menjalankan fungsi sebagai agent of development guna mendukung program pemerintah, Suprajarto mengatakan, BRI terus melakukan pembiayaan kepada para pelaku UMKM melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hingga akhir Juni 2019, BRI telah menyalurkan KUR Rp 50,29 triliun kepada lebih dari 1,2 juta debitur. “Ini setara dengan 57,8 persen dari target breakdown yang diberikan kepada BRI oleh pemerintah tahun 2019 sebesar Rp 86,97 triliun,” katanya.
Tidak hanya pembiayaan, BRI juga turut berperan dalam memberikan pendampingan dan pelatihan kepada para pelaku UMKM. Sampai pertengahan 2019, pembiayaan BRI mendukung 1,1 juta pelaku UMKM sukses naik kelas. Sekitar 65 persen dari jumlah tersebut didominasi oleh pelaku UMKM yang mengajukan pembiayaan mikro.
Komitmen BRI untuk terus menggarap segmen UMKM mampu menjadi tulang punggung kinerja perusahaan yang positif dan berkelanjutan. Hingga akhir triwulan II-2019, kata Suprajarto, secara konsolidasian BRI mampu mencetak laba Rp 16,16 triliun atau tumbuh 8,19 persen dengan aset mencapai Rp 1.288,20 triliun atau tumbuh 11,70 persen.
Suprajarto menambahkan, perseroan juga mampu menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 945,05 triliun atau tumbuh 12,78 persen. Proporsi DPK BRI masih didominasi oleh dana murah (CASA) berupa tabungan dan giro dengan komposisi mencapai 57,35 persen. (Nikson/balipost)