GIANYAR, BALIPOST.com – Puncak Karya Dirgayusa Bumi di Pura Dalem dan Prajapati Desa Adat Beng dan Desa Adat Gianyar berlangsung pada pada Rabu (14/8). Ribuan krama Desa Adat Beng, Kelurahan Beng dan Desa Adat Gianyar, Kelurahan Gianyar, Kecamatan Gianyar, antusias mengikuti puncak upacara tersebut.

Bendesa Adat Beng I.B. Putu Bawa mengatakan, upacara besar yang dilaksanakan pada Pura Dalem dan Prajapati setempat merupakan Karya Dirgayusa Bumi, Tawur Agung, Pedanan, Ngenteg Linggih, Pedudusan Agung, Ngusaba Dalem lan Pitra Ring Pura Dalem lan Pura Prajapati Desa Pakraman Beng lan Gianyar. “Ini merupakan upacara yang melilbatkan seluruh krama dari Desa Adat Beng dan Desa Adat Gianyar,” katanya didampingi Bendesa Adat Gianyar Dewa Made Suardana, serta Manggala Prawartaka Dewa Made Sutanaya dan I Wayan Sudamia.

Baca juga:  Puncak IBTK Besakih Dipuput Sepuluh Sulinggih

Berbagai rangkaian karya besar ini pun sudah berlangsung sejak beberapa bulan lalu. Hingga puncak karya jatuh pada Buda Umanis Medangsia.

Sejak Rabu pagi sekitar pukul 07.00 Wita, berbagai rentetan upacara pun sudah terlaksana, seperti mendak siwi. Upacara dilanjukan dengan piodalan pedudusan alit.

Memasuki Rabu siang, krama pengayah pun mulai menggelar Puncak Karya Ngenteg Linggih Pedudusan Agung Ngikup. Selanjutnya dilaksanakan prosesi mapeselang mejejiwan ngindang. “Hingga Rabu sore barulah dilaksanakan upacara memasar,” katanya.

Baca juga:  Di Peringatan HUT ke-76 RI, Lansia Ditemukan Tak Bernyawa di Kandang Babi

I.B. Putu Bawa berharap dengan suksesnya pelaksanaan upacara ini, ida bhatara yang berstana di Pura Dalem dan Prajapati memberikan kesejahtaraan kepada seluruh umat. “Semoga warga saya di dua desa adat ini supaya rahajeng, kemudian seluruh masyarakat Gianyar, Bali hingga nusantara supaya aman dan damai,” katanya.

Sebelumnya Manggala Utama Desa Pakraman Gianyar, Dewa Made Sutanaya didampingi Manggala Utama Desa Pakraman Beng I Wayan Sudamia menerangkan Pura Dalem dan Prajapati ini memang diemong oleh dua desa pakraman, yakni Desa Pakraman Beng dengan 6 Banjar dan Desa Pakraman Ganyar dengan 12 Banjar. “Dengan jumlah KK seluruhnya sebanyak 2973 KK,” katanya.

Baca juga:  Wagub Cok Ace Sambut Baik Perhatian Bupati Lumajang untuk Pura Mandara Giri Semeru Agung

Estimasi biaya yang dipergunakan untuk keseluruhan rangkaian upacara ini sebesar Rp 3,8 miliar. Dikatakan dana itu bersumber dari urusanan masing-masing pengempon sebesar Rp 1 Juta. “Di luar itu merupakan upaya panitia melalui punia dari pemerintah serta sejumlah donatur,” katanya.

Karya ini dilaksanakan setelah penataan bangunan dan palinggih di Pura Dalem lan Pura Prajapati setempat. Dikatakan terkahir kali upacara serupa sempat digelar pada 1966 silam. “Yang jelas terakhir karya serupa digelar 53 tahun lalu, itu sekitar tahun 1966,” katanya. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *