BANGLI, BALIPOST.com – Dua kelompok masyarakat di daerah tangkapan air (DTA) Danau Batur diberikan bantuan fasilitasi sarpras penanganan eceng gondok oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK) melalui Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Unda Anyar. Bantuan diserahkan Kepala BPDASHL Unda Anyar Dr. Ir. Titik Wurdiningsih, M.Si kepada perwakilan Kelompok Tani Organik Buahan Sari Persada dari Desa Buahan dan Kelompok Tani Songan Organik dari Desa Songan B di Resto Apung, Kintamani, Rabu (21/8).
Bantuan sarpras yang diberikan berupa dua buah perahu/boat, dua buah alat pencacah eceng gondok, tiga buah mesin pembuat pupuk padat, tiga buah instalasi pembuat pupuk cair dan tiga unit motor grobak. Pemberian bantuan tersebut bertujuan untuk mempercepat pemulihan kerusakan Danau Batur terutama yang diakibatkan dari meluasnya populasi eceng gondok.
Tak hanya memberikan bantuan alat, dalam acara rapat evaluasi fasilitasi sarpras pemulihan kerusakan perairan darat yang dihadiri Sekda Bangli Ida Bagus Giri Putra, pengamat lingkungan Dr. Kartini dan sejumlah undangan dari beberapa instansi terkait lainnya, BPDASHL Unda Anyar juga memberikan peningkatan kapasitas kemampuan kelompok masyarakat dalam pemanfaatan berbagai sarpras penanganan eceng gondok.
Ditemui di sela-sela acara, Kepala BPDASHL Unda Anyar Titik Wurdiningsih mengatakan, pada 2017 pihaknya telah melaksanakan kegiatan pemantauan kualitas air Danau Batur dengan total uji 21 parameter. Hasil analisis kualitas air danau menunjukan bahwa status air Danau Batur masuk kategori cemar sedang menuju cemar berat.
Hasil analisa status trofik air menunjukan kategori eutrofik menuju hipereutrofik. “Faktor yang disinyalir sebagai salah satu penyebab menurunnya kualitas air Danau Batur adalah keberadaan eceng gondok di perairan danau. Karena itu, kami memberikan serangkaian bantuan alat pencacah eceng gondok, untuk pengolahan eceng gondok menjadi pupuk baik padat maupun cair,” terangnya.
Disampaikan, Danau Batur yang merupakan danau terbesar dari empat danau di Bali telah ditetapkan sebagai salah satu Danau Prioritas Nasional. Danau Batur menempati SWP DAS Balingkang Anyar seluas 10.168 ha, yang berada pada wilayah KPHL Bali Timur.
Tingkat kekritisan lahan DTA Danau Batur diketahui sangat kritis 18,24 persen, kritis 12,63 persen, agak kritis 34,57 persen, potensial kritis 26,11 persen dan tidak kritis 8,45 persen. Dengan adanya upaya BPDASHL Unda Anyar ini, diharapkan kerusakan Danau Batur bisa segera dipulihkan. “Kita jangan tunggu semuanya jadi sangat kritis,” ujarnya.
Titik menambahkan selain dengan menekan meluasnya populasi eceng gondok dengan pemberian bantuan alat, upaya pemulihan Danau Batur juga akan dilakukan dengan melakukan rehabilitasi dan reboisasi di wilayah hulu. Pihaknya juga akan membuat dam penahan untuk mengatasi meningkatnya sedimentasi di Danau Batur. “Sehingga dari upaya itu, kualitas air bisa meningkat dan tidak terjadi pendangkalan, dan ekonomi masyarakat juga semakin membaik,” imbuhnya.
Sementara itu, Sekda Bangli Ida Bagus Giri Putra mengapresiasi kegiatan rapat evaluasi fasilitasi sarpras pemulihan kerusakan perairan darat yang diselenggarakan BPDASHL Unda Anyar kemarin. Menurutnya, dengan kondisi Danau Batur saat ini yang sudah memprihatinkan akibat sedimentasi dan pencemaran, dibutuhkan pemikiran dan peran aktif dari seluruh stakeholder dan elemen yang berkepentingan untuk pemulihan Danau Batur.
Disampaikan Giri Putra, dalam RTRW Provinsi Bali, Danau Batur merupakan sumber air permukaan pulau Bali. Dalam konsep kearifan lokal, Danau Batur merupakan sumber kemakmuran masyarakat. Karena itu dibutuhkan gerakan serius untuk pemulihan Danau Batur sehingga bisa diwariskan ke generasi mendatang. “Pariwisata penting. Tapi kelestarian jauh lebih penting. Untuk menjaga kelestarian ini dilakukan dengan edukasi. Inilah konsep Geopark, ada pemberdayaan yang dilakukan dengan konservasi dan edukasi,” kata Giri Putra. (Adv/balipost)