DENPASAR, BALIPOST.com – Menteri Pariwisata Arief Yahya membuka secara resmi Sanur Village Festival XIV/2019 dengan membunyikan instrumen jegog yang terbuat dari bahan bambu, Rabu (21/8) malam. Menpar memuji konsistensi pelaksanaan festival yang telah 14 tahun digelar dan mengangkat kearifan lokal serta lingkungan hidup dalam setiap penyelenggaraannya untuk menarik kunjungan wisatawan.
Arief menyebut pariwisata menjadi andalan devisa yang secara nasional pada 2018 memberikan kontribusi 19 miliar dolar AS, mengungguli migas dan batubara. “Pariwisata Bali sendiri menyumbang 40% dari devisa pariwisata nasional sebesar 7,6 miliar dolar AS yang setara sekitar Rp100 triliun,” katanya.
Pada kesempatan itu, Menpar menyerahkan secara langsung Satya Lencana Kepariwisataan dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo kepada tokoh Sanur Ida Bagus Tjetana Putra atau kini dikenal sebagai Ida Ratu Peranda Dwija Ngenjung atas jasanya ikut memajukan pariwisata.
Hadir dalam cara pembukaan di antaranya Menteri Koperasi dan UKM AA Puspayoga, Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Kapolda Bali Petrus Reinhard Golose, Wakil Wali Kota Denpasar Jayanegara.
Ketua Yayasan Pembangunan Ida Bagus Gede Sidharta Putra yang akrab disapa Gusde mengatakan Sanur memiliki potensi pengembangan pariwisata yang sangat potensial seiring dengan kebutuhan pasar saat ini. Pantai Matahari Terbit merupakan salah satu bagian dari rancangan pembagian ruang dan pengembangan destinasi kawasan Sanur
Pada kesempatan itu, Gusde yang juga Ketua Umum Sanur Village Festival berterima kasih kepada Pemprov Bali yang telah mendorong pemerintah yang akan membangun dermaga untuk tambat kapal-kapal penyeberangan.
Gusde yang juga Ketua PHRI Denpasar mengatakan Sanur memiliki posisi yang sangat strategis dan penting bagi Kota Denpasar, dimana 40% PAD atau 80% total PHR Kota Denpasar berasal dari Sanur. Selain itu 11% pangsa pasar pariwisata Kota Denpasar bagi Bali, 8% di antaranya berasal dari Sanur.
Ia menambahkan untuk itulah keberadaan Sanur layak untuk diperhatikan dan masyarakat sendiri terus menjaga alam di antaranya melalui tema festival “Dharmaning Gesing” menjadi pengingat untuk berempati memuliakan bambu dan lingkungan, selaras dengan filosofi Tri Hita Karana.
Sanur juga masuk dalam Global Sustainable Tourism Council yang mendorong warga serius melaksanakan kegiatan pariwisata berkelanjutan dengan dukungan bidang sosial budaya, ekonomi dan lingkungan. Sanur juga menjadi anggota Suistainable Tourism Observatory dari PBB.
Sejumlah program mewarnai festival ramah lingkungan ini di antaranya bersih-bersih, penanaman pohon, konservasi terumbu karang serta beragam kampanye hijau baik pada anak usia sekolah maupun masyarakat umum. Beberapa kegiatan yang digelar pada Rabu pagi di antaranya kompetisi jukung, selancar angin, dan bonsai.
Seusai pembukaan musisi jazz Indra Lesmana yang berkolaborasi dengan seniman Nyoman Windha menyajikan orkestra jazz yang di antaranya menggunakan instrumen berbahan bambu. Setelah itu berturut-turut 2 panggung menyajikan sendratari, peragaan busana, serta penampilan Pongky Barata, Trio Lestari dan Crazy Horse. (Asmara Putera/balipost)