DENPASAR, BALIPOST.com – Sanur sebagai destinasi pariwisata sudah terkenal seantero dunia. Kehadiran wisatawan ke Pantai Sanur telah diketahui terjadi sejak zaman penjajahan. Meski demikian, peran serta masyarakat dalam mewujudkan destinasi wisata yang populer sangat signifikan. Karena itu, tidak salah bila desa pesisir yang ada di Denpasar Selatan selalu dijadikan role model pengembangan community based tourism atau pariwisata berbasis masyarakat oleh Kementerian Pariwisata.
Hal ini diakui oleh Menteri Pariwisata RI Arief Yahya saat membuka Sanur Village Festival di Pantai Matahari Terbit, Rabu (21/8) malam. Hadir dalam kesempatan tersebut, Menteri Koperasi dan UKM AAN Puspayoga, Wakil Wali Kota IGN Jaya Negara, dan undangan lainnya.
Selain itu, Menteri Pariwisata mengatakan, Sanur juga menjadi Sustainable Tourism Development Observatory. Pembangunan pariwisata berkelanjutan ini kini menjadi tren dalam pengembangan pariwisata. Pada model ini ada tiga aspek yang sangat penting diperhatikan. Tiga hal itu, yakni dikenal sebagai 3P (People, Planet, dan Prosperity) sebagai dasar pengembangannya.
Aspek people atau masyarakat menjadi dasar utama yaitu penyedia jasa harus memperhatikan keinginan dan kebutuhan wisatawan. Aspek planet atau bumi berarti bagaimana cara/upaya dalam merawat dan menjaga objek dan destinasi wisata. Sementara aspek prosperity terkait nilai ekonomis objek dan destinasi wisata dan dampaknya bagi masyarakat sekitar di masa mendatang.
Arief menyebut pariwisata menjadi andalan devisa yang secara nasional pada 2018 memberikan kontribusi 19 miliar dolar AS, mengungguli migas dan batubara. “Pariwisata Bali sendiri menyumbang 40% dari devisa pariwisata nasional sebesar 7,6 miliar dolar AS yang setara sekitar Rp 100 triliun,” katanya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Pembangunan Ida Bagus Gede Sidharta Putra yang akrab disapa Gusde menyatakan, Sanur memiliki potensi pengembangan pariwisata yang sangat potensial seiring dengan kebutuhan pasar saat ini. Pantai Matahari Terbit merupakan salah satu bagian dari rancangan pembagian ruang dan pengembangan destinasi kawasan Sanur
Pada kesempatan itu, Gusde yang juga Ketua Umum Sanur Village Festival berterima kasih kepada Pemprov Bali yang telah mendorong pemerintah yang akan membangun dermaga untuk tambat kapal-kapal penyeberangan.
Gusde yang juga Ketua PHRI Denpasar menyebut Sanur memiliki posisi yang sangat strategis dan penting bagi Kota Denpasar, sebab 40% PAD atau 80 % total PHR Denpasar berasal dari Sanur. Selain itu, 11 % pangsa pasar pariwisata Kota Denpasar bagi Bali, 8% di antaranya berasal dari Sanur.
Untuk itulah keberadaan Sanur layak diperhatikan dan masyarakat sendiri terus menjaga alam di antaranya melalui tema festival Dharmaning Gesing menjadi pengingat untuk berempati memuliakan bambu dan lingkungan, selaras dengan filosofi Tri Hita Karana.
Sanur juga masuk dalam Global Sustainable Tourism Council yang mendorong warga serius melaksanakan kegiatan pariwisata berkelanjutan dengan dukungan bidang sosial budaya, ekonomi, dan lingkungan. Sanur pun menjadi anggota Suistainable Tourism Observatory dari PBB. (Asmara Putra/balipost)