Petugas PDAM Klungkung mengangkat pompa 75 KW yang motornya terbakar di sumber mata air Rendang. (BP/gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Dalam sepekan terakhir, pelanggan PDAM Tirta Mahottama Klungkung mengeluh. Sebab, pelayanan air bersih kepada pelanggan, khususnya di sekitar Kota Semarapura terganggu. Situasi demikian disebabkan oleh matinya motor pompa pipa induk di sumber mata air Rendang.

Menurut Direktur PDAM Klungkung Nyoman Renin Suyasa, Rabu (21/8), pihaknya sedang berupaya mempercepat proses perbaikan, agar pelayanan air bersih kepada pelanggan kembali normal.

Macetnya pelayanan air bersih ini awalnya disebabkan matinya aliran PLN yang berfungsi menggerakkan motor pompa air. Setelah persoalan listrik ditangani, justru motor pompa air pada sumber mata air di Rendang rusak dan tidak berfungsi lagi karena sudah tua. Inilah yang membutuhkan waktu lama untuk proses perbaikan, karena harus mengangkat pipa dan mengganti motor pompanya. “Kami sedang mempersiapkan motor pompanya. Kami berupaya mempercepat proses ini. Kami mohon pelanggan dapat memaklumi situasi di lapangan,” tegasnya.

Baca juga:  Dari Posisi Luka Teller Bank BUMN hingga Wilayah Zona Orange Ini Masih Terbanyak Sumbang Kasus COVID-19

Setelah pipa dan motor pompa dipasang, maka air dari sumber mata air Rendang, baru bisa dialirkan kembali ke reservoar, sebelum didistribusikan kepada seluruh pelanggan di Kota Semarapura. Pihaknya menargetkan Jumat (23/8), pemasangan pipa dan motor pompa dapat dituntaskan. Sebab, petugasnya terus berjibaku mengatasi persoalan ini. Pihaknya berharap seluruh proses penggantian ini berjalan lancar.

Sebagai langkah antisipasi kepada pelanggan yang terdampak, pihaknya sudah turun untuk mendata pelanggan daerah mana yang paling terdampak. PDAM kemudian mengirimkan mobil tangki air untuk mendistribusikan air sementara kepada pelanggan di Kota Semarapura. Pelanggan bersyukur, di tengah macetnya pelayanan air bersih, ada mobil tangki air yang datang langsung. Kedatangan mereka membuat warga tetap bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.  Warga mengangkutnya dengan peralatan seadanya, seperti ember, galon, dan alat angkut lainnya. (Bagiarta/balipost)

Baca juga:  Dua Bulan Lebih Tutup, Penglipuran Siapkan Protokol "New Normal Tourism"
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *