DENPASAR, BALIPOST.com – Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo, mengukuhkan Trisno Nugroho sebagai Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan (BI KPw) Bali pada Jumat (23/8) di Ruang Tirta Gangga, Gedung Bank Indonesia KPw Bali. Dalam pengukuhan itu hadir pula Gubernur Bali Wayan Koster.
Kepala BI KPw Bali Trisno Nugroho mengatakan, dalam mengemban tugas sebagai kepala BI KPw Bali, ia berkomitmen membangun ekonomi Bali. Diantaranya pengembangan UMKM, menjaga stabilitas harga agar konsumsi masyarakat terjaga serta meningkatkan pariwisata Bali yang merupakan tulang punggung perekonomian Bali.
Dalam hal pengembangan UMKM, BI memiliki UMKM binaan. Beberapa UMKM binaan BI Bali memiliki produk berkualitas bahkan go export dan go digital.
Beberapa UMKM Bali juga diajak pameran ke KKI (Karya Kreatif Indonesia), yang merupakan UMKM pilihan binaan BI. Dikatakan produk UMKM Bali kelasnya sudah lebih baik. Ada yang berkualitas premium, ada yang sudah ekspor, ada sudah go digital dan berprestasi.
“Kami akan teruskan dan Gubernur berharap agar diperluas dan kami akan lihat dan review, apa-apa yang diperlukan untuk menjaga perekonomian, misalnya inflasi,” ujarnya.
Bali juga terdampak kenaikan harga cabai merah dan cabai rawit yang melambung. Sehingga ini menjadi salah satu potensi melakukan perluasan produksi cabai di Bali.
Selain itu dalam rangka menjaga inflasi, ia juga akan menjaga kestabilan harga melalui formula 4 K. Yaitu ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, dan komunikasi yang baik dan efektif.
Ketersediaan pasokan harus dipantau untuk memastikan tidak ada spekulasi. Banyak sekali mart-mart di Bali yang membantu kelancaran distribusi. Jika akses dari Jawa Timur ke Bali baik, harga-harga menjadi tidak terlalu mahal.
Kelancaran distribusi juga menjadi pantauan. Ia melihat kelancaran distribusi dari dan ke Bali juga cukup baik.
Komunikasi yang baik dan efektif dari BI pada masyarakat, bahwa ketersediaan pangan di Bali cukup aman. Jika aman, maka akan dilakukan perdagangan antar daerah. “4 K itu yang menjadi pedoman kami agar inflasi, kualitas pangan dan ketersedian cukup baik,” imbuhnya.
BI Bali juga didorong untuk memperkuat pariwisata. Pada periode Januari-Juni 2019, jumlah wisman yang ke Bali 2,85 juta. Memang lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu. “Kami menyadari tahun ada perhelatan pemilu, gejolak di Jakarta dan tiket pesawat yang tinggi sehingga memang ada penurunan kunjungan wisatawan, tapi tidak terlalu besar turunnya,” ujarnya.
Selain itu, turunnya jumlah wisman juga disebabkan oleh kompetitor destinasi wisata di Kuala Lumpur, Malaysia juga semakin bagus. Bali, Indonesia juga diharapkan berbenah.
Bali perlu konsisten melakukan promosi. Ia berharap tahun ini target kunjungan wisman 7 juta bisa tercapai. (Citta Maya/balipost)