GIANYAR, BALIPOST.com – HardysCorp yang didirikan oleh Putra Bali Gede Hardy dan Ketut Rukmini Hardy pada 11 Juli 1997, sangat mendukung program Pemerintah Provinsi Bali untuk mewujudkan cita-cita dalam menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali untuk menciptakan kehidupan krama Bali yang sejahtera dan bahagia sekala maupun niskala yang terkonsep dalam visi Gubernur Bali, Wayan Koster yakni Nangun Sat Kerthi LokaBali. Implementasi dari konsep Tri Hita Karana ini juga tercantum dalam 9 Pilar HardysCorp, yakni HardysPeduli.
Kegiatan yang dilaksanakan melalui HardysFoundation ini, fokus pada 3 bidang yaitu lingkungan hidup, kemanusiaan dan kebudayaan dan spiritual. HardysCorp yang saat ini telah melepaskan seluruh asets unit bisnisnya untuk penyelesaian kewajiban kepada seluruh krediturnya, tetap ikut mendukung secara nyata program Pemerintah Provinsi Bali yaitu Gerakan Semesta Berencana: Bali Resik Sampah Plastik yang merupakan implementasi Pergub Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbunan Sampah Plastik Sekali Pakai.
Juga turut mengajak masyarakat melaksanakan program Go-Green pelestarian lingkungan melalui pemanfaatan lahan yang tidak produktif. HardysPeduli kali ini melaksanakan kegiatan bersih pantai dari sampah plastik dan penanaman bibit kelapa hibrida merah (Cocos numefora Linn) pada Sabtu (24/8) di kawasan Pantai Siyut, Gianyar.
Kegiatan ini dilaksanakan dan dihadiri oleh perwakilan Keluarga HardysCorp, rekanan bisnis, dan masyarakat setempat dengan mengajak anak-anak karyawan, serta generasi muda HardysCorp, Hillary Angelina Gardenia Hardy, Lilly Harmony Hardy, dan Jasmine Lovely Hardy. Mereka mendapatkan edukasi secara nyata di lapangan.
Konsep CSR HardysPeduli adalah mengutamakan pemberian bantuan dalam bentuk Jnana Yadnya melalui proses edukasi kepada masyarakat yang dilaksanakan setiap akhir pekan. Pentingnya melestarikan lingkungan yang bersih untuk menghasilkan manusia berkarakter baik, penghijauan di lingkungan sekitar kita sekaligus menjadikan produktif dengan nilai modal investasi Rp 15 ribu per pohon kelapa, dalam 5 tahun mendatang akan menghasilkan Rp 400 ribu/per bulan per pohon sebagai sumber pendapatan. Dengan menanam kelapa di pekarangan rumah diharapkan mampu membangun partisipasi masyarakat untuk berperan aktif dalam perlindungan lingkungan hidup. (kmb/balipost)