JIANGXI, BALIPOST.com – Dari mangkuk hingga hiasan dinding beraneka bentuk semua ada. Keseluruhannya terbuat dari keramik yang merupakan produk kerajinan khas Tiongkok yang sudah mendunia. Itulah gambaran kawasan Jing Denzhen City yang terletak di Provinsi Jiangxi, Tiongkok. Pada Rabu (28/8), Bali Post berkesempatan mengunjungi kawasan itu.
Adonan bahan dasar pembuatan keramik diletakkan di sebuah alat yang berputar, kemudian tangan para perajin menekannya kuat kuat. Jari jemarinya dimainkan untuk proses pembentukan karya. Tak lama kemudian sebuah mangkuk terbentuk cantik.
Selanjutnya mangkok itu diletakkan di sebuah tempat untuk proses pengeringan. Sementara yang lain ada yang mengisi hiasan, mengglasir dan sebagainya. Itulah kegiatan sehari hari para perajin keramik di Royal Kiln Scenic Spot atau Royal China, di kawasan Jing Dezhen City, Provinsi Jiangxi, Tiongkok.
Tak hanya mangkuk, mereka juga membuat cangkir, teko, piring, hiasan dinding, guci dan souvenir lainnya. Produk mereka itu tak hanya dipasarkan di Tiongkok, tetapi juga ke luar negeri.
Perajinnya banyak dari kalangan muda. Cai Zi Quan (20), salah satunya. Lulusan sarjana seni ini tertarik bekerja di tempat ini untuk mengasah talenta seninya.
Awal bekerja, ia belajar dari seniornya. Selanjutnya ia makin terampil dan kini sudah lima tahun bergabung. Pemuda yang bercita-cita menjadi pengusaha keramik ini berpenghasilan lumayan besar per bulannya.
Tempat ini juga sering didatangi pelajar untuk melihat proses pembuatan benda benda keramik. Bahkan, mereka juga diberi kesempatan untuk membuatnya.
Jurnalis Bali, NTB dan NTT yang melakukan kunjungan ke Tiongkok, 24-31 Agustus 2019, juga mendapat kesempatan praktik langsung. Hampir semua ikut membuatnya. Tapi tidak semua menghasilkan karya. “Ini pengalaman unik dan langka. Tetapi tak berbentuk apa-apa,” ujar salah satu jurnalis, Sugiarta.
Museum Keramik
Jing Dezhen City, Jiangxi Province memang dari sejak tahun 1950-an dikenal sebagai salah satu sentra pembuatan keramik. Salah satunya Tao Xichuan Ceramic Avenue.
Namun kawasan itu sekarang disulap menjadi pusat industri kreatif, tempat memajang karya seni, dan tempat workshop seni. Bahkan untuk memberikan edukasi tentang pembuatan benda-benda keramik, di kawasan ini dibangun museum.
Museum itu menyajikan informasi lengkap tentang pembuatan keramik pada era 1950-an, termasuk tungku pembakaran keramik yang asli masih berdiri dalam bangunan museum. Tak itu saja, foto-foto ribuan karyawan yang pernah bekerja di pabrik pembuatan keramik itu dipajang di sana.
Bekas sebagai pusat industri keramik, masih nampak dengan masih berdirinya sejumlah cerobong asap tungku pembakaran, yang salah satunya mencapai 60 meter. Kini di areal seluas 12 hektar itu, selain museum berdiri sejumlah bangunan sebagai tempat memajang hasil karya keramik dan barang seni lainnya.
Jurnalis Bali, NTB dan NTT, Rabu (28/8) berkesempatan mengunjungi kawasan itu dipandu oleh Huang Xin Yue yang juga salah satu cucu mantan pekerja pembuat keramik tahun 1950 an. Ia didampingi Erika Gunawati dari Konjen RRT Denpasar. Provinzi Jiangxi memiliki luas wilayah 166,900 km persegi dan berpenduduk 46 juta jiwa. (Subrata/balipost)