Prajuru Pura Puseh Denpasar akan menggelar pelatihan pemangku dan serati. (BP/istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Guna meningkatkan wawasan umat tentang penerapan konsep adat dan agama Hindu, Prajuru Pura Puseh Denpasar menginisiasi pelatihan tentang kepemangkuan dan serati. Menurut Pengempon Pura Puseh Denpasar, Jro Mangku Wayan Sujana, gerakan ini merupakan inisiatif bersama sejumlah pengempon pura, yang bertujuan mengajak umat untuk turut memikirkan tantangan terhadap penerapan nilai-nilai adat dan agama pada era milenial.

Pelatihan yang akan digelar 7 September, dikatakannya, dibuka secara umum dan tanpa pungutan biaya. Rencananya, kegiatan sosial tersebut diagendakan bertahap dan berkelanjutan.

Baca juga:  Antisipasi Peredaran Narkoba, BNNP Bali Gandeng Pemuka Agama

Menurutnya, selama ini sosialisasi tentang adat dan agama sudah cukup gencar. “Kendati begitu, gerakan yang berkelanjutan baginya perlu agar informasi tersebut dapat dipahami masyarakat,” pungkasnya.

Sementara, Wakil ketua panitia Pasek Budiarta mengatakan, pelatihan ini juga melibatkan unsur lembaga keagamaan PHDI. Keterlibatan PHDI diharapkan akan memberi acuan pelatihan sesuai literatur yang berlaku.

Selama pelatihan, mereka akan mendapat informasi tentang inti-inti agama Hindu dan filsafat agama. Sedangkan serati, mereka akan mendapat informasi tentang upakara, sarana dan bahan upakara. “Ini program tiga bulanan, jadi peserta akan ikut pelatihan setiap Sabtu dan Minggu dengan durasi waktu dua jam. Mengawali, mereka akan mengikuti upacara penyepuhan dulu,” ujarnya.

Baca juga:  Pemangku Pura Desa Bengkel Sari Menghilang, Pencarian Gunakan Gong hingga Paranormal

Pasek menambahkan, di akhir pelatihan akan digelar pawintenan dasa guna bagi peserta. Tahapan-tahapan itu digelar sebagai upaya meningkatkan kesadaran diri dan kesadaran spiritual peserta, sehingga pengetahuan yang diterima dalam pelatihan dapat diterapkan.

Ke depan, kata dia, panitia berusaha konsisten menggelar pelatihan dan juga kegiatan keagamaan untuk meringankan beban masyarakat dalam penerapan nilai-nilai adat dan agama. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *