JAKARTA, BALIPOST.com – Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, merupakan salah satu bandara tersibuk di Indonesia saat ini. Untuk mengurangi tingkat kepadatan pergerakan pesawat, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan bersama Airnav Indonesia sedang mencari solusi alternatif jalur penerbangan dari dan ke Bali.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B. Pramesti mengungkapkan, sejauh ini beban Bandara Ngurah Rai sudah padat. Bandara ini menjadi bandara tersibuk dan masuk dalam kategori level III berdasarkan data yang diperoleh dari Internasional Air Transport Association (IATA) atau Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional. “Beban Bandara I Gusti Ngurah Rai saat ini cukup berat. Untuk itu, kami sedang mencoba alternatif untuk mengatur kepadatan pesawat dari dan ke Bali,” katanya di Jakarta, Kamis (29/8).
Menurutnya, alternatif yang akan ditawarkan nantinya tidak akan menyampingkan keselamatan, keamanan, dan pelayanan operasional penerbangan. Sebab, hal tersebut merupakan prioritas utama pada penerbangan di Indonesia.
Di lokasi terpisah, Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV Bali Elfi Amir mengatakan, saat ini pesawat dari Jakarta menuju Bali melalui jalur penerbangan yang berada di utara saja dan menggunakan prosedur penerbangan konvensional. Untuk itu, akan dilakukan uji coba pemberlakuan jalur alternatif dari utara dan selatan Pulau Jawa menggunakan prosedur penerbangan berbasis satelit (PBN).
“Saat ini kami sedang membuat prosedur pada jalur penerbangan yang berada di utara Pulau Jawa, sedangkan untuk yang jalur di selatan Pulau Jawa sudah dipublikasikan pada 17 Agustus 2017. Jika sudah diterapkan seluruhnya diharapkan pendaratan dan keberangkatan pesawat udara di Bandara I Gusti Ngurah Rai dapat berjalan lebih lancar,” ujar Elfi.
Pihaknya telah melakukan rapat terkait validasi revisi SID dan STAR Bandara Gusti Ngurah Rai antara Direktorat Navigasi penerbangan, Airnav Kantor Pusat dan Ainav Cabang Denpasar, serta perwakilan maskapai. Pertemuan ini membahas prosedur pada jalur penerbangan menggunakan PBN yang akan menghubungkan empat kota besar di Indonesia (Jakarta, Surabaya, Denpasar, dan Makassar) yang akan dipublikasikan pada 5 Desember 2019 dan efektif digunakan mulai 30 Januari 2020. Tanggal ini dipilih agar pada awal effective date tidak pada masa peak season dan mengakomodir waktu untuk persiapan seperti training personel, flight simulation, memasukkan data ke FMS pesawat terbang dan pilot familiarization.
Berdasarkan Notice Airport Capacity (NAC) di Bandara Ngurah Rai, sudah ada 30 pergerakan per jam. Direncanakan pada winter season yang dimulai Oktober 2019 sampai Maret 2020 akan ditingkatkan menjadi 32 pergerakan. (Nikson/balipost)