RUPSLB menetapkan jajaran direksi GMF. (BP/istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Garuda City Center Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis (29/8). RUPSLB membahas dua agenda yaitu perubahan anggaran dasar dan perubahan susunan pengurus perseroan.

Pada agenda pertama, pemegang saham menyetujui usulan perubahan anggaran dasar yang merupakan penyesuaian redaksional tanpa mengubah kegiatan usaha utama terhadap maksud dan tujuan serta kegiatan usaha berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KLBI). Agenda berikutnya yaitu pemegang saham menyetujui susunan pengurus Perseroan yang baru.

Baca juga:  RUPSLB BRI, Mayoritas Suara Setujui Penerbitan Sebanyak-banyaknya 28,67 Miliar Lembar Saham Baru

Tazar Marta Kurniawan ditunjuk menjadi Direktur Utama menggantikan Iwan Joeniarto yang saat ini menjabat sebagai Direktur Teknik dan Layanan Garuda Indonesia. Sebelumnya, Tazar menjabat sebagai Direktur Bisnis dan Base Operation di GMF.

RUPSLB juga menetapkan Dirut Gaeuda Indoneaia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra sebagai Komisaris Utama, dan I Wayan Susena sebagai direktur di GMF.

Sebelumnya, MRO kenamaan Indonesia ini juga turut menyampaikan kondisi umum perusahaan. Sampai dengan Juni 2019, GMFI berhasil membukukan pendapatan sebesar US$ 246,3 Juta. Pendapatan ini naik sebesar 10,3% setelah pada pertengahan tahun 2018 lalu GMF meraih pendapatan sebesar US$ 223,3 juta.

Baca juga:  GMF Tandatangani Kerjasama dengan Max Air dan Ethiopian Air

Sebagian besar pendapatan disumbangkan oleh segmen repair dan overhaul sebesar US$207,4 juta, dimana perawatan engine menjadi segmen dengan pertumbuhan pendapatan tertinggi, naik signifikan dari US$ 46,5 Juta menjadi US$ 61 juta atau tumbuh 31%.

Tazar mengatakan, pihaknya berupaya untuk meningkatkan pencapaian di sisa tahun 2019, antara lain dengan meningkatkan profitability dari segmen engine. Saat ini, kata dia, profitability engine dipengaruhi oleh utilisasi dari kapasitas terpasang dan inhouse capability yang belum optimal. “Pengembangan inhouse capability ini harus terus kami lakukan karena untuk menarik devisa negara yang selama ini keluar dan diharapkan dapat mendorong profitability segmen engine terus bertumbuh,” ujar Tazar. (Nikson/balipost)

Baca juga:  Puluhan Ribu Peserta akan Hadiri Forum Air Sedunia 2024 di Bali
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *