Wisatawan menikmati suasana di Desa Huangling. (BP/lun)

JIANGXI, BALIPOST.com – Jika Bali memiliki Desa Penglipuran Bangli yang bertahan dengan bangunan tradisionalnya, Tiongkok punya Huangling. Bali memiliki Jatiluwih Tabanan dengan sawah bertingkat, di Huangling, pemandangan itu juga kita temukan.

Huangling merupakan sebuah desa di wilayah Wuyuan, Provinsi Jiangxi Tiongkok. Kampung ini berada di atas bukit. Mencapai lokasi, pengunjung disediakan kereta gantung. Waktu tempuhnya sekitar 10 menit.

Dari kereta gantung, pengunjung dapat melihat hamparan teras sering dan hijaunya pepohonan. Pada musim semi, petak petak sawah berundak itu ditanami bunga. Ketika berbunga hamparan itu akan tampak menguning seperti padi. Indah, sedap dipandang mata.

Baca juga:  Dua Universitas Internasional Bangun Kampus Teknologi di Bali

Desa yang terkenal dengan bangunan rumah tradisional yang sarat dengan kebudayaannya ini, dijadikan salah satu ikon Tiongkok. Desa ini termasuk salah satu dari 22 ikon Tiongkok dan salah satu dari sepuluh desa terindah atau tercantik di dunia.

Tiba di lokasi, pengunjung dapat melihat rumpun bambu dan pohon besar. Bahkan, ada beberapa pohon yang sudah berusia ratusan tahun. Dulu sekitar 500 tahun lalu di atas bukit inilah penduduk setempat membangun rumah. Di situ ada bangunan tempat peribadatan, sekolah, dan sebagainya.

Kini, rumah-rumah yang jumlahnya sekitar 200 unit itu dijadikan kawasan heritage. Disulap menjadi tempat memajang karya seni, restoran dan penginapan bagi turis. Bangunan tempat peribadatannya dijadikan museum.

Baca juga:  Usung Tema “Makin Muda(H)”, BRI Gelar Sayembara Desain Logo HUT ke-127

Bangunan sekolah tetap dipertahankan dengan fasilitas belajar mengajar zaman dulu. Di sekolah itu pengunjung bisa duduk di bangku, berperan menjadi murid belajar membaca. Sedangkan pemandu wisatanya berperan sebagai guru.

Penduduk setempat yang berjumlah sekitar 700 jiwa, kini menghuni rumah di kawasan bawah bukit. Tapi sebagian besar mereka mengelola usaha pariwisata di rumah kunonya di atas bukit. Selebihnya menjadi petani yang produksinya dipasok untuk kebutuhan pariwisata di kawasan ini.

Baca juga:  Tarif Parkir di Denpasar akan Disesuaikan

Sepuluh jurnalis Bali, NTB dan NTT sempat berkunjung ke Huangling, Kamis (29/8) didampingi Deputy Secretary General Shangrao Municipal People Government, Dong Liua dan Wakil Bupati Wuyuan County, Lujun dan sejumlah staf.

Dong Liua dan Lujun mengatakan, untuk menata kampung itu sebagai objek wisata, pemerintah membantu fasilitas seperti kereta gantung, biaya rekonstruksi bangunan, penataan jalan, toilet dan sebagainya. Kini tiap tahunnya, Huangling dikunjungi sekitar 1 juta wisatawan dengan pemasukan sekitar 1,8 miliar yuan. Pada 2018, pajak yang disetor ke pemerintah dari pengelolaan objek wisata ini mencapai 40 juta yuan. (Subrata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *