MANGUPURA, BALIPOST.com – Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan Balai Arkeologi Bali menggelar Rumah Peradaban Badung di Taman Mumbul, Sangeh, Badung, Kamis (29/8). Kegiatan yang mengambil tema peradaban Bali dalam mengelola sumber daya air tersebut diikuti perwakilan siswa SMA dan SMP di kecamatan Mengwi, Abiansemal, dan Petang.
Dalam rumah peradaban Badung ini juga dipamerkan beberapa temuan arkeologi di zaman pra sejarah dan sejarah. Pameran digelar di parkiran Pura Taman Mumbul dari 29 Agustus hingga 1 September 2019. Rumah Peradaban Badung bertujuan untuk menyampaikan hasil penelitian arkeologi pada masyarakat.
Sehingga hasil dari penelitian tidak hanya dimanfaatkan kalangan akademis tertentu, tidak hanya disimpan untuk mencari kredit poin saja. Namun apa yang didapatkan dari penelitian tersebut dikembalikan pada masyarakat.
Hal itu diterangkan Kepala Balai Arkeologi Bali wilayah Bali, NTB, NTT, Drs I Gusti Made Suarbhawa di wantilan Pura Taman Mumbul. Kegiatan rumah peradaban difokuskan pada siswa, ini dikarenakan siswa merupakan generasi emas penerus bangsa.
Untuk memudahkan pencernaan bagi para siswa, penyampaian dan cara penyajian topik pun dikemas dalam bahasa siswa. Konten yang disajikan pada rumah peradaban yakni destinasi pendidikan.
Seperti salah satunya mengajak para siswa ke sumber mata air, sambil memberikan penjelasan untuk memuliakan dan mengkonservasi air. Dengan itu diharapkan mereka dapat bijak memanfaatkan air, karena air sangat penting untuk kehidupan. “Tujuan dari rumah peradaban supaya anak-anak didik sekolah bersama-sama kita mengungkap, memaknai dan mencintai warisan leluhur,” terang Suarbhawa.
Pada rumah peradaban Badung, penyampaian pentingnya air bagi kehidupan dipaparkan Prof Dr Harry Truman Simanjuntak. Diterangkannya, air dan kehidupan merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan. Itu dikarenakan semua mahluk membutuhkan air, dan manusia juga memanfaatkannya untuk peradaban.
Dengan begitu, tanpa air maka peradaban tidak akan ada. Hal itulah maka kita bersama-sama wajib melestarikan air dan memuliakannya, untuk melanggengkan kehidupan dan mengembangkan peradaban. “Betapa pentingnya air itu untuk kehidupan, betapa pentingnya air itu untuk peradaban di dunia ini”, tegas Prof Hari.
Dalam perkembangannya, air berfungsi untuk kepentingan ritual. Jadi ini merupakan kompleksitas kehidupan dengan air. Di Bali, sejarah peradaban air secara garis besar dapat dibagi dalam beberapa periode.
Untuk itu, maka masyarakat wajib menciptakan keseimbangan ekosistem, merawat lingkungan agar tidak rusak. “Poin dari peradaban air itu adalah kita perlu senantiasa merawat dan memuliakan air, untuk menjaga kesinambungan peradaban kita,” harapnya. (Adv/balipost)