GIANYAR, BALIPOST.com – Luh GW (19), remaja yang diduga membunuh bayinya saat lahir, melahirkan di kamar mandi. Menurut pemilik kos, I Wayan Karyana, yang tinggal di sebelah utara TKP, saat kejadian tidak mendengar ada suara bayi baru lahir.
Hanya saja, sebelum kejadian pihaknya sempat dimintai bantuan oleh ibu dari Luh GW pada Kamis malam sekitar pukul 21.00 Wita. “Ibunya datang ke sini, bilang kalau geknya menderita tumor perut dan perlu dibawa ke rumah sakit,” jelasnya Jumat.
Nah setelah berembug, dengan maksud membawa ke rumah sakit, dipinjamkanlah mobil. Namun, ketika mobil sudah siap di depan rumah, pelaku Luh GW justru sembunyi di kamar mandi. “Ada sekitar 1 jam dia mengulur-ulur waktu. Disuruh keluar sama ibunya selalu menolak. Bilangnya masih BAB, sehingga kami menunggu di luar,” jelasnya.
Berselang sejam, akhirnya pelaku keluar dari kamar mandi dalam kondisi lemas. Perutnya yang awalnya besar disebut tumor, saat keluar dari kamar mandi tiba-tiba kempes. “Ibunya sudah nanya, ngapain di kamar mandi lama. Kenapa perutnya tiba-tiba kempes. Dia jawab alami pendarahan, ada gumpalan tumor jatuh ke kloset saat dia BAB,” jelas Karyana.
Setelah kejadian itu, Luh GW menolak diajak ke rumah sakit. Sehingga pemilik kos I Wayan Karyana kembali ke rumah. “Saya tahunya cuma itu,” ucapnya.
Secara terpisah Kanit Reskrim Polsek Sukawati Iptu IGN Jaya Winangun mengaku setelah menerima laporan temuan jasad orok langsung meluncur ke TKP. Dalam pemeriksaan itu polisi menemukan jasad bayi disembunyikan didalam ember. “Sekarang bayinya dititip di Sanglah,” ucapnya.
Sementara terkait status Luh GW, Iptu Winangun mengaku belum melakukan penetapan tersangka. Karena sampai Jumat malam, wanita 19 tahun itu masih menjalani perawatan di rumah sakit. “Dia masih di rumah sakit, belum bisa dimintai keterangan,” katanya.
Tidak hanya menunggu kesembuhan Luh GW, polisi kini juga memburu pacar dari ibu bayi tersebut. Terkait pemburuan itu polisi sudah meminta keterangan pihak keluarga. “Pacarnya juga masih dicari,” tandas Iptu Winangun. (Manik Astajaya/balipost)