NANCHANG, BALIPOST.com – Salah satu bangunan peninggalan kerajaan yang masih berdiri megah di Nanchang, Tiongkok adalah Paviliun Tengwang.
Paviliun ini dibangun tahun 653 SM pada Dinasti Tang.

Lokasinya di pinggir Sungai Gan di Kota Nanchang, Provinsi Jiangxi. Paviliun ini didirikan oleh anak raja Li Yuan yaitu Yuan Ying yang suka seni dan pengagum keindahan alam.

Dari bangunan ini keindahan alam sekitar dapat dilihat. Karena sang pangeran senang seni, bangunan ini sering digunakan untuk mementaskan tarian, seni sastra dan berbagai bentuk kesenian lainnya.

Baca juga:  "Exit Poll" Pemilu India Isyaratkan Kemenangan Partai Modi

Keberadaan bangunan ini semakin terkenal berkat ditulis oleh seorang pujangga bernama Wang Bo. Sastrawan ini menulis keberadaan paviliun di usia 24 tahun dan meninggal di usia 26 tahun karena tenggelam di sungai.

Hasil karya tulisnya berupa puisi kini dipajang di pavilun tersebut. Puisinya bercerita banyak hal, seperti keindahan alam, arsitektur bangunan, sungai, termasuk perasaan dirinya yang kurang mendapatkan perhatian.

Bangunan setinggi 57,5 meter itu sudah pernah direnovasi tahun 1989. Bahkan sampai saat ini sudah 29 kali diperbaiki.

Baca juga:  Wayan Koster Pemimpin Berkarakter Kuat Menjaga Budaya Bali

Kini, paviliun itu dijadikan museum yang menyajikan jejak sejarah pendirian Paviliun Tengwang, fungsinya pada masa lampau dan sebagainya. Misalnya ketika pendiri paviliun ini menonton pagelaran seni, ditampilkan penari berpakaian megah.

Di situ putra raja yang ke-22 dan kerabat raja digambarkan dengan patung sedang menonton mengenakan pakaian kebesaran. Demikian halnya ketika kerajaan melakukan pesta, suasananya diabadikan lewat pahatan kayu.

Di paviliun ini juga dipajang beberapa lukisan yang menggambarkan keindahan.
Berdiri di atas areal 13 hektar, paviliun enam lantai ini didatangi 7.000-8.000 pelancong per hari dengan karcis masuk 50 yuan. “Paviliun ini banyak dikunjungi warga. Bisa mencapai 8.000 orang per harinya,” ujar Xi Angi, pemandu wisata setempat kepada wartawan Bali, NTB dan NTT saat berkunjung ke Paviliun Tengwang, Jumat (30/8).

Baca juga:  Desa Adat Satra Gelar Bulan Bahasa Bali VI

Paviliun Tengwang belakangan ini sudah dilengkapi bangunan penunjang pariwisata. Termasuk di lantai bawah digunakan sebagai tempat penjualan sovenir. (Subrata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *