SINGARAJA, BALIPOST.com – Kekhawatiran warga di kawasan Danau Buyan Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada akan terjadi banjir saat musim hujan ditanggapi serius Pemkab Buleleng. Menghindari terjadinya banjir, Pemkab segera membangun drainase untuk mengalirkan air hujan dari lereng bukit dan mencegah luapan air danau di Dusun Dasong, Desa Pancasari.

Kesepakatan ini terungkap ketika pertemuan antara perangkat desa, tokoh masyarakat bersama Dinas Pekerjaan Umum Penatan Ruang (PUPR), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Buleleng. Pertemuan ini digelar terkait surat para kelian banjar dan kelian pelopor di Desa Pancasari yang khawatir dengan dampak maraknya penimbunan lahan pribadi dengan tanah bekas galian proyek shortcut Singaraja-Mengwitani.

Pertemuan ini dihadiri langsung Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana (PAS). Dari pertemuan itu, pemilik tanah diberikan izin untuk menimbun lahan miliknya sendiri dengan mengikuti aturan yang ditentukan pelaksana proyek shortcut.

Baca juga:  Dari Atasi Kemacetan Sanur hingga Tinggi Gelombang di Selat Badung

Hal ini untuk memberikan kesempatan warga bisa mengusahakan tanah miliknya yang selama ini tidak optimal karena lokasinya lebih rendah dari jalan dan pernah terendam oleh luapan air danau.

Sementara mencegah banjir, pemkab akan melakukan penataan dan penyiapan drainase permanen. Dengan infrastruktur ini, kekhawatiran terjadi banjir dapat ditangani.

Selain itu, dengan drainase yang dibangun juga mencegah gangguan lingkungan di kawasan danau. Bupati Putu Agus Suradnyana didampingi Kepala Dinas PUPR Ketut Suparta Wijaya mengatakan, setelah dilakukan kajian awal, drainase diperlukan di kawasan Dusun Dasong, Desa Pancasari.

Saluran ini selain mengendalikan aliran air dari lereng bukit dan perkebunan, juga mengendalikan masuknya air ke areal Danau Buyan. Hanya saja, berapa kapasitas drainase yang akan dibangun, belum difinalisasi.

Baca juga:  Viral, Hutan Suter Kumuh Banyak Sampah

Namun demikian untuk penataan itu menghabiskan anggaran mencapai Rp 1 miliar. Dengan perencanaan anggaran yang begitu besar, alokasi anggarannya dilakukan bertahap.

Pertama dalam APBD Perubahan 2019, dialokasikan anggaran antara Rp 200 sampai 500 juta. Sedangkan sisanya sebesar Rp 500 juta lagi dilanjutkan dalam APBD 2020. “Penataan akan kami lakukan mulai pertengahan 2019 ini dan berlanjut tahun depan. Untuk sementara, karena masih dibuatkan desainnya dan anggaran yang belum cukup, kita kerjakan di lokasi yang paling urgent, sehingga dengan penataan ini kawasan Danau Buyan itu terjaga dan bisa memberikan manfaat untuk kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Lahan warga yang sudah ditimbun dengan tanah galian shortcut dan tanah yang lain, diminta dipelihara dengan baik. Ini penting untuk mencegah jangan sampai menimbulkan gangguan pada danau.

Baca juga:  Langkah Gubernur Koster Larang Kantung Plastik Sekali Pakai Diapresiasi Internasional

Selain itu, lahan yang sudah ditimbun agar ditanami dengan tanaman keras, sehingga bisa menambah cakupan vegetasi dan menjadi daerah resapan untuk kelestarian kawasan danau itu sendiri. “Kami sudah sampaikan nanti lahannya jangan sepenuhnya dijadikan usaha wisata, namun harus ditanami pohon atau rumput dan tanaman lain, sehingga ini mencegah gangguan kerusakan lingkungan danau,” jelasnya.

Perbekel Desa Pancaari, Kecamatan Sukasada, Wayan Darsana menyambut positif upaya pemkab dalam mencegah banjir dan kemungkinan air danau meluap saat musim hujan. Darsana menyebut, pembuatan drainase permanen akan menepis kekhawatiran warganya yang dituangkan dalam surat beberapa waktu lalu. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *