MANGUPURA, BALIPOST.com – Populasi sepeda motor di Indonesia terus mengalami peningkatan. Dengan banyaknya jumlah sepeda motor, angka kecelakaan juga cukup banyak.
“Tantangan kedepan untuk menurunkan angka kecelakaan sepeda motor ini haus terus diupayakan. Sehingga dalam hal ini, industri sepeda motor memiliki tanggung jawab, bagaiman melakukan pendekatan untuk menurunkan angka kecelakaan ini,” kata Hari Budianto, Sekjen Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (Aisi) ditemui di sela-sela pertemuan Federation of Asian Motorcycle Industries (FAMI) di Kuta, Senin (2/9) yang membahas tentang road safety.
Diungkapkan Hari, dengan semakin banyaknya jumlah sepeda motor di Indoneaia, tentu yang paling penting adalah bagaimana untuk bisa menurunkan angka kecelakanan. Bersama dengan semua asosiasi industri sepeda motor, berbagai cara akan dilakukan untuk bisa menurunkan angka kecelakaan dan angka fatalitas. “Kalau bisa, angka kecelakaannya diturunkan, fatalitasnya juga jangan sampai terjadi korban cacat tetap dan menimbulkan kematian,” harapnya didampingi Victor Assani kepala Bidang road safety dan motor sport Aisi.
Pihaknya menyebutkan, sebagai bagian dari industri sepeda motor, pihaknya bertanggung jawab untuk menurunkannya angka kecelakaan ini. Tentunya harus dilakukan bersama dengan stakeholder terkait. “Bagaimana membantu memberikan pencerahan dimulai dari safety, sehingga bisa menurunkan angka kecelakaan,” ucapnya.
Dari pertemuan tersebut, yang menarik adalah, bagaimana penanganan terhadap pengurangan angka kecelakaan yang selama ini dilakukan, lebih banyak pada penanganan secara teknikal. Namun ternyata fakta yang ada, angka kecelakaan, sebagian besar didominasi oleh behavior atau tingkah laku pengendara di jalanana. “Terkait behavior, ini memang benar. Meski selama ini banyak kendaraan sudah dilengkapi safety yang tinggi, bahkan dengan infrastruktur penunjang yang sudah bagus, namun orang dibalik itulah yang dijadikan fokus, untuk lebih tertib berkendara,” pungkasnya.
Dari segi psikologis, kata Hari, seperti yang sudah dilakukan di Jawa Barat, pendekatan bukan hanya dengan tilang biasa, tetapi juga dengan pendekatan lain yang lebih humanis. Seperti memanfaatkan teknologi cctv dengan assist speaker di persimpangan jalan untuk mengingatkan pengendara yang melanggar untuk bisa mematuhi peraturan yang ada. “Pendekatan seperti ini, jauh lebih efektif dibandingkan dengan tilang biasa,” ujarnya.
Diungkapkan Hari, pertemuan ini diikuti oleh perwakilan dari masing-masing anggota FAMI dari 7 negara. Seperti Jepang, Taiwan, Thailand, Malaysia, Indonesia, Filipina dan Vietnam. Total sebanyak 50 orang peserta. (Yudi Karnaedi/balipost)