Beberapa pegawai Disdukcapil Kabupaten Gianyar bekerja di teras kantor setempat, Kamis (5/9). (BP/nik)

GIANYAR, BALIPOST.com – Lama rusak, salah satu bangunan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Gianyar akhirnya direnovasi. Proyek yang dikerjakan selama 120 hari ini dimulai sejak 29 Juli 2019. Selama pengerjaan, barang dan sejumlah pegawai yang menempati bangunan itu harus dipindah. Ironisnya, sejumlah pegawai mesti bekerja pada teras di seputaran kantor tersebut.

Hasil pantauan, Kamis (5/9), sejumlah buruh tampak mengerjakan proyek bangunan di sebelah selatan areal kantor. Sementara sejumlah barang seperti meja, komputer, dan AC dipindah ke bangunan utara. Diduga akibat keterbatasan pada bangunan utara, sejumlah pegawai bagian keuangan harus bekerja pada areal teras kantor.

Baca juga:  Jebol, Atap SDN 4 Jehem Ditutupi Terpal

Kadis Dukcapil Gianyar I Gede Bhayangkara menjelaskan. renovasi gedung selatan dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Gianyar. Renovasi hanya pada bagian atap mengingat pondasi dan temboknya masih bisa digunakan. Namun, di beberapa bagian dilakukan penambahan semen dan cor-coran. ” Itu pengerjaannya PU yang bertanggung jawab, saya tidak ada urusan kalau renovasi. Yang penting pelayanan kepada masyarakat tetap jalan,” ungkapnya beberapa hari lalu.

Baca juga:  Dinsos Badung Gelar Gerakan Minum Susu Bersama Anak-anak PKH Badung

Ruang yang direnovasi itu sebelumnya dimanfaatkan sejumlah bidang di Disdukcapil Gianyar. Terdiri atas ruangan Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependuduakn (PIAK), ruangan server, dan Bidang Pencatatan Sipil. ”Selama proses renovasi, kami manfaatkan tempat yang masih lenggang pada ruangan di gedung utara,” katanya.

Kini, pegawai yang menempati bangunan yang sedang direnovasi itu diungsikan sementara ke teras depan bangunan sebelah utara areal kantor. Upaya ini dilakukan agar seluruh proses pelayanan tetap berjalan normal. Pelayanan tidak terpengaruh oleh renovasi.

Baca juga:  Atap SDN 9 Penyaringan Jebol

Bhayangkara menambahkan, kondisi gedung lama yang sudah berumur membuat sejumlah pegawai selalu merasa waswas. Karenanya, ketika terjadi gempa, ia bersama pegawainya langsung lari ke luar gedung karena takut gedung itu tidak kuat dan akan roboh. “Waktu ini pas ada orang yang nebang kayu di utara ruangan saja, saya waswas, karena getaran pohon jatuh sangat keras,” tandasnya. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *