DENPASAR, BALIPOST.com – Tokoh tiga jaman dari Puri Agung Kesiman, Ida Sang Ayu Kompiang tutup usia pada usia 101 tahun, Jumat (30/8). Ida Sang Ayu banyak memberi sumbangsih dalam dunia pendidikan di Denpasar karena dikenal sebagai guru yang disiplin.

Saat itu guru disiplin sering disebut guru yang keras demi masa depan murid-muridnya. Minggu (8/9) dilakukan upacara manah toya ning ke Pura Musen Kesiman dilanjutkan dengan upacara ngaskara. Upacara dipuput Ida Pedanda Gede Argha Griya Kelodan, Ujung dan Ida Pedanda Gede Ngurah, Ujung.

Upacara juga dihadiri para pengelingisir puri di Denpasar serta sejumlah pejabat. Sementara itu upacara ngajum akan dipuput Ida Pedanda Purwa dari Griya Kelodan.

Baca juga:  Sumbangan Masker Pegawai Pemprov Bali Diserahkan ke Satgas Gotong Royong

Upacara palebon tingkat mewangun dilaksanakan, Selasa (10/9) di Setra Ganda Mayu Kesiman. Upacara akan dipuput Ida Pedanda Gede Ngurah.

Manggala karya yang juga Pangelingsir Puri Agung Kesiman, A.A. Ngurah Gede Kusuma Wardana mengungkapkan Sang Ayu Kompiang lahir Agustus 1918 adalah istri kedua Anak Agung Penggawa Lingsir ( setingkat camat zaman itu). Beliau bernama lengkap Ida I Gusti Ngurah Made Kesiman Pemecutan.

Penguasa wilayah Kesiman saat itu dengan wilayah paling utara adalah Peguyangan, sisi timur adalah Batubulan, dan selatan hingga ke Bualu. Sang Ayu Kompiang adalah guru SD penuh disiplin, memiliki dua anak yakni A.A. Ngurah Bagus Ariman dan A.A. Sagung Ayu Arimanik.

Sambil menjadi guru Sang Ayu Kompiang juga membantu suami melawan penjajahan zaman Belanda dan Jepang serta jaman pergerakan Kemerdekaan. Bahkan sering membantu perjuangan pahlawan I Gusti Ngurah Rai di Puri Kesiman.

Baca juga:  Hendak Disidang, Tahanan Rutan Gianyar Masuk IGD dan Meninggal

Sebagai guru di SDN 1 Kesiman, Ida Sang Ayu Kompiang banyak berjasa memberantas buta aksara di Kesiman. Warga Kesiman usia sekolah yang tak mau belajar dan sekolah dibina secara khusus.

Bahkan Puri menjadi ‘”sekolah” bagi masyarakat. Namun, kata A.A. Gede Ngurah Kusuma Wardana, model pendidikannya zaman itu sangat keras yang zaman sekarang identik dengan guru yang disiplin.

Usai menjadi guru, Sang Ayu Kompiang menjadi pengabdi keraton yang setia mendampingi sang suami di Puri Agung Kesiman. Beliau bisa mencapai usia 101 tahun karena disiplin dalam hidup, termasuk dalam memilih menu makanan.

Baca juga:  Legong Pemalukan Sajikan Pementasan Totalitas

Bahkan pada usia menjelang dipanggil Yang Maha Kuasa masih tetap disidlin menyapu di Puri.

Sementara itu pengabih dan penasihat Puri Agung Kesiman, Ida Bagus Gede Pidada menambahkan bahwa semasa menjadi guru bersama pendiri Yayasan Dwijendra, Guru Reta, banyak siswa Sang Ayu Kompiang yang menjadi sulinggih. Di antaranya Ida Pedanda Ngurah dari Griya Tegeh, Ujung. Juga Ida Pendna Nabe Puseh Timbul, Ida Bagus Oka Natha dari Sanur dan lain-lain.

Termasuk banyak menghasilkan pejabat di pemerintahan. ‘’Sang Ayu Kompiang sebagai istri kedua punggawa, aturan dari para dewa gumi Kebonkuri,’” tegasnya. (Sueca/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *