Petugas BMKG mengecek visual citra satelit untuk mengetahui pergerakan awan hujan. (BP/dok)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Musim hujan tahun 2019/2020 pada 15 zona musim (zom) di Bali diperkirakan mundur 10 hingga 30 hari. Berdasarkan hasil analisis serta pertimbangan kondisi fisis dan dinamika atmosfer yang dilakukan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim hujan diprediksi mulai awal November 2019.

Menurut Kepala Balai Besar MKG wilayah III Denpasar Muhamad Taufik Gunawan, hal tersebut dikarenakan kondisi dinamis seperti masih kuatnya angin Timur atau monsun Australia. Musim hujan di Bali seharusnya mulai banyak sejak Oktober. ”Karena ada gangguan dinamis masih kuatnya angin timuran, maka mundur sekitar 10 sampai 30 hari,” katanya saat memberikan keterangan pers di kantonya, Rabu (11/9).

Baca juga:  Awasi WNA Jadi Pekerja Ilegal, Puluhan Timpora Dibentuk

Dijelaskannya, 11 zona musim akan mengalami awal musim hujan antara November dasarian II-III yang meliputi wilayah Jembrana bagian barat, Buleleng/Jembrana bagian utara, Jembrana/Tabanan bagian selatan, Tabanan/Badung/Gianyar, Tabanan/Bangli bagian barat laut, Buleleng bagian utara, Bangli bagian utara, Karangasem bagian tengah, Gianyar bagian selatan, Klungkung bagian selatan, Karangasem bagian selatan, Tabanan bagian selatan, Badung bagian selatan, dan Denpasar .

Sementara 4 zom akan mengalami awal musim hujan antara Desember dasarian l-Il yang meliputi wilayah Buleleng bagian barat, Buleleng bagian timur, Karangasem bagian utara, Karangasem bagian timur, dan Nusa Penida.

Baca juga:  Empat Hari Berturut, Denpasar Nihil Kasus COVID-19

Dibandingkan dengan rata-rata awal musim hujan sebelumnya, di Pulau Bali diperkirakan mundur (lebih lambat). Padahal biasanya Oktober sudah mulai masuk musim hujan tapi kali ini mundur hingga awal November. Diperkirakan puncak musim hujan akan terjadi pada Januari-Februari 2020 mendatang.

Pada musim hujan nanti yang harus diwaspadai adalah banjir, longsor, dan angin kencang. “Kemunduran awal musim hujan bervariasi dan kami menghitungnya per 10 hari atau satu dasarian. Ada yang mundur satu sampai dua hingga tiga dasarian,” tambah Gunawan. (Yudi Karnaedi/balipost)

Baca juga:  Buleleng Waspadai Penularan Wabah Difteri
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *