DENPASAR, BALIPOST.com – Kegiatan Gema Perdamaian berupa doa bersama yang pada awalnya muncul karena keprihatinan banyak pihak terhadap peristiwa Bom Bali 2002 masih secara kontinyu berlangsung. Pada tahun ini, untuk ketujuhbelas kalinya, kegiatan puncak Gema Perdamaian akan dilangsungkan Sabtu (5/10) di Lapangan Sisi Timur Bajra Sandhi.
Menurut Ketua Panitia Gema Perdamaian XVII, Kadek Adnyana, pelaksanaan kegiatan Gema Perdamaian sudah digelar sejak Juni 2019. Salah satunya dengan mengunjungi universitas untuk mengedukasi mahasiswa tentang perdamaian. Harapannya, akan ada upaya dari mahasiswa menginisiasi perdamaian di masyarakat sehingga pesan damai ini bisa lebih meluas gaungnya.
Selain itu, lanjut Adnyana yang didampingi sejumlah panitia saat berkunjung ke Kantor Bali Post, Kamis (12/9), digelar pemilihan Putra Putri Gema Perdamaian. Tujuannya agar makin banyak yang menyuarakan tentang perdamaian. “Hingga saat ini sudah ada
32 orang Ambassador Damai. Pemilihan ini merupakan yang kedua kalinya kami selenggarakan. Ambassador ini menyasar ke panti asuhan, anak telantar, dan di perdesaan. Tujuannya menyosialisasikan bahwa damai itu bukan menjadi milik sebagian, tapi semua orang,” jelasnya.
Juga digelar penggalangan dana lewat Charity Golf Tournament serta beragam lomba-lomba kreatif, seperti pembuatan film pendek dan fotografi. Diharapkan ini bisa ditonton dan menjadi inspirasi terkait perspektif damai dari generasi muda.
Ia mengutarakan pelaksanaan Gema Perdamaian akan digelar pada 21 September, berupa sarasehan yang melibatkan tokoh lintas agama di Gong Perdamaian, Kertalangu sekaligus sebagai peringatan Hari Perdamaian Dunia. Sedangkan puncaknya Gema Perdamaian akan digelar Sabtu (5/10) yang bertepatan dengan Hari TNI di Bajra Sandhi. “Kebetulan tahun ini, pelaksanaannya digelar pada 5 Oktober yang merupakan Hari TNI. Kami mengajak juga TNI untuk ikut serta,” ujarnya. (Diah Dewi/balipost)