Salah satu kawasan sawah produktif di Subak Intaran, Sanur Kauh. (BP/ara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Tantangan terbesar dalam pengembangan sektor pertanian di kawasan perkotaan adalah tingginya alih fungsi lahan. Oleh karena itu, diperlukan langkah strategis dalam mengelola sektor pertanian agar tetap produktif dan berkelanjutan. Upaya ini mulai dilakukan Dinas Pertanian (Distan) Kota Denpasar dengan mendata secara pasti keberadaan sawah yang masih produktif dan sawah yang sudah berubah menjadi lahan pertanian kering.

Hal itu ditegaskan Kepala Distan Kota Denpasar I Gede Ambara Putra saat ditemui di Gedung DPRD Denpasar, Jumat (13/9). Pemetaan keberadaan lahan produktif dan nonproduktif ini dilakukan untuk berbagai kepentingan, terutama dalam upaya meningkatkan produktivitas hasil pertanian.

Baca juga:  Retribusi PWA Capai Rp84,7 Miliar, Koster Nilai Masih Jauh dari Target

Dikatakannya, pemetaan bukan saja dilakukan Distan secara mandiri, tetapi menggandeng instansi terkait yang menguasai bidang tersebut. Sebab, dalam pemetaan kali ini bukan saja berdasarkan survei di lapangan bersama pekaseh dan petani, tetapi juga dilakukan secara digital.

Pemetaan dilakukan di semua subak yang ada di Denpasar. Di Denpasar Utara terdapat sembilan subak, Denpasar Barat delapan subak, Denpasar Selatan 10 subak, dan Denpasar Timur 14 subak. Subak di Denpasar sesuai pendataan Distan Denpasar pada 2018 seluas 2.170 hektar, sedangkan sesuai hasil digitasi BPN dan kegiatan lapangan 2018 mencapai 1.913,94 hektar. Pemetaan sawah nonproduktif yang dilakukan 2019 luasannya mencapai 914,88 hektar. “Yang tergolong tidak produktif ini hanya untuk jenis padi, karena masih ditanami jenis lain seperti kedelai, jagung, dan semangka. Sawahnya masih ada, namun sudah kering,” jelas Ambara.

Baca juga:  Posko Sutasoma Tutup, Sisa Logistik Diserahkan ke Posko Tanah Ampo

Melalui pemetaan ini pihaknya akan lebih tepat dalam memberikan bantuan, misalnya bantuan benih, pupuk, dan subsidi lainnya. Melalui data yang pasti ini, ia yakin tidak akan ada lagi bantuan yang mubazir ke petani. Karena selain survei lapangan, pihaknya juga memiliki data digital yang akurat. (Asmara Putra/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *