DENPASAR, BALIPOST.com – Serapan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) BNI di Bali pada tahun ini tumbuh positif. Bahkan target untuk Bali di 2019, dikatakan Pemimpin Wilayah BNI Denpasar, I Made Sukajaya, sudah tercapai pada Agustus.
Ia mengutarakan pencapaian ini tidak lepas dari tingginya serapan dana KUR di Bali. Bali, disebut pria asal Penebel, Tabanan, ini, merupakan yang tertinggi capaian serapannya. “Target untuk tahun ini sudah kita achieved pada Agustus,” ujarnya saat masimakrama ke Bali Post, Rabu (18/9).
Dijelaskannya dalam menyalurkan kredit, BNI mempunyai sejumlah produk yang diperuntukkan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah. Untuk mereka yang belum bankable, disalurkan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang merupakan bagian dari CSR BNI.
Kemudian ada KUR yang dibagi menjadi dua, yakni KUR retail dan normal. “Setelah KUR, kami punya BNI Wirausaha (BWU) yang nilai pinjamannya mencapai Rp 1 miliar. Ini untuk pengguna KUR yang naik kelas. Setelah BWU ada kredit komersial,” papar pria yang pernah bertugas selama 4 tahun di Tokyo, Jepang, ini.
Dari data yang ada, secara nasional hingga Agustus 2019, realisasi penyaluran KUR oleh BNI mencapai Rp 12,85 triliun atau 80 persen dari target 2019. Sebagian besar KUR tersebut tersalurkan ke sektor produksi, yaitu mencapai sebesar 51,8 persen dari total KUR yang telah didistribusikan hingga Agustus 2019.
Soal kendala yang dihadapi pelaku UMKM, ia mengutarakan masih banyak yang dari sisi pencatatan keuangan mencampurnya antara pribadi dan usaha. Untuk itu, pihaknya berupaya mengajarkan pelaku usaha untuk memiliki catatan sederhana terkait keuangan. “Minimal punya pembukuan sederhana sehingga lama-lama terbiasa. Itu yang coba di-encourage (didorong, red), sehingga pelaku usaha mikro bisa memisahkan antara kebutuhan pribadi dan usahanya,” sebut Sukajaya yang hobi bermain golf ini. (Diah Dewi/balipost)