BPBD Buleleng mengoptimalkan pasokan air bersih untuk menyuplai warga selama musim kemarau. (BP/mud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Menyusul prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyebutkan kemarau sampai November 2019, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng melakukan antisipasi. Sejak awal kemarau sampai sekarang, personel Posko Siaga Bencana setiap hari mengirim bantuan air bersih dengan armada mobil tangki.

Kondisi ini dilakukan karena banyak desa di Buleleng masuk kategori desa rawan krisis air bersih. Meski demikian, Kepala BPBD Buleleng, IB Suadnyana, Kamis (19/9) mengatakan dalam musim kering ini Buleleng belum masuk status darurat kekeringan.

Baca juga:  Realisasi Capai 70 Persen, Proyek Shortcut Singaraja-Mengwitani Ditarget Rampung November

Untuk menyuplai air bersih, BPBD Buleleng juga menerima bantuan dari organisasi nonpemerintah (NGO), seperti Aksi Cepat Tanggap (ACT). NGO ini membantu suplai air bersih untuk warga di beberapa desa di Bali Utara.

Aksi ini ditargetkan berakhir September 2019. Selama di Buleleng, ACT sudah memasok air tangki bersama BPBD ke Desa Julah dengan total warga yang dilayani sebanyak 400 kepala keluarga (KK). Juga Desa Sawan dengan sasaran 350 KK.

Suadnyana mengatakan, sejak Agustus 2019, pihaknya telah memfasilitasi desa atau kelompok masyarakat yang mengalami kesulitan air bersih. Hampir setiap hari, armada mobil tangki milik BPBD Buleleng dikerahkan untuk memasok air bersih.

Baca juga:  Ratusan KK di Desa Tembok Kesulitan Air Bersih

Hingga memasuki bulan ini, rata-rata sehari smapai tiga kali armada mobil tangki menyuplai air bersih. Berdasarkan data yang ada, permintaan air tangki paling banyak datang dari beberapa desa di Kecamatan Banjar, seperti Desa Cempaga, Kaliasem. Selain itu Desa Sari Mekar, Kecamatan Buleleng dan Desa Sawan, Kecamatan Sawan juga meminta bantuan air bersih.

Warga di Desa Sembiran dan Desa Julah juga mengalami persoalan yang sama dan telah ditangani dengan pasokan air bersih. “Dari awal kemarau kami sudah memasok air bersih dengan mengerahkan mobil tangki yang kami punya. Setiap hari ada saja permintaan, sehingga personel pokso siaga bencana sampai tiga kali sehari memasok air bersih. Kalau medannya datar, satu kali kami bawakan 15 ribu liter dan kalau medannya berbukit, setiap pengiriman bebannya dikurangi,” katanya. (Mudiarta/balipost)

Baca juga:  Kerja Jadi Buruh Pabrik, Lansia Jepang Dideportasi
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *