DENPASAR, BALIPOST.com – Jumlah sampah non-organik di Bali dari tahun ke tahun semakin banyak. Kondisi ini tidak sepadan dengan pengolahan yang memadai.
Belum tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk mengolah sampah turut memperburuk keadaan Bali saat ini yang dihiasi pemandangan tak sedap dengan sampah non-organik berserakan di lingkungan sekitar. Indonesia saat ini sudah dinobatkan sebagai penyumbang sampah terbesar ke laut, nomor dua setelah Cina, dan 80% sampah di laut datangnya dari daratan.
Penelitian lain oleh Conservancy tentang pasar ikan menyebutan dari data di seluruh dunia, 28% ikan Indonesia mengandung plastik. “Atas dasar tersebut kita harus sepakat dan komit dalam mengelola sampah lebih baik dan konsisten dan mengurangi penggunaan plastic single use to the zero level,” ungkap Ketua Panitia Suksma Bali, I Gusti Agung Ngurah Darma Suyasa, CHA.
Hasil sampah yang dikumpulkan dari kegiatan WCD for Suksma Bali adalah 19.631 kg. Rinciannya 2.060 kg Sampah Organik dan 17.571 Kg Sampah Non-Organik di seluruh Bali.
Ia mengutarakan acara ini adalah wujud “Suksma Bali” yaitu sebuah refleksi kejiwaan dan ungkapan terima kasih dan penghargaan kita terhadap Ibu Pertiwi Bali, tempat bersama dianugerahkan kehidupan. “Berterima kasih berarti kita menyadari segala hal yang dimiliki sehingga kita selalu akan menghargai dan menjaganya,” sebutnya.
Acara WCD for Suskma Bali dipusatkan di Pantai Kuta dan Pantai Mertasari, dari total 79 titik di seluruh Bali. Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dalam sambutannya menyampaikan sudah saatnya berterima kasih kepada Bali yang telah memberikan anugrah, penghidupan dan kehidupan. “Seluruh masyarakat Bali harus bersatu padu menjaga agar Bali tetap bersih dari hulu ke hilir, salah satunya melalaui program World Cleanup Day for Suksma Bali,” ujarnya.
Diharapkan acara ini bisa menjadi spirit perubahan dan gerakan bersama elemen masyarakat Bali. Cok Ace menambahkan bahwa Suksma Bali juga merupakan bentuk pengimplementasian “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” yang pempunyai arti menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, untuk mewujudkan kehidupan krama dan gumi Bali yang sejahtera dan bahagia.
Pangdam Udayana yang diwakilkan oleh Komandan Resor Militer 163 Wirasatya, Bapak Kolonel Arh. Albertus Magnus Suharyadi, S.I.P., M.Si., dalam sambutannya menegaskan bahwa TNI mendukung penuh kegiatan Suksma Bali yang dirangkaikan dengan Karya Bakti HUT TNI ke-74. “Bali adalah ikon dunia yang selalu harus dijaga kebersihannya, oleh sebab itu TNI hari ini bersama seluruh jajaran dan masyarakat melalui gerakan bersama Suksma Bali melakukan kegiatan World Cleanup Day di pantai mertasari, dan disertai dengan pelepasan bibit ikan krapu,” jelasnya.
Sementara Yoga Iswara, BBA., BBM., MM., CHA selaku Steering Committee Suksma Bali, menambahkan bahwa Suksma Bali diharapkan menjadi gerakan bersama atau movement rakyat Bali untuk Ibu Pertiwi. “Berterima kasih adalah salah satu bentuk bhakti kita terhadap Bali, serta meningkatkan ikatan emosional dalam menjaga Bali yang berkelanjutan. Bali adalah pulau kecil namun tidak bermakna kecil bagi masyarakat Bali dan Indonesia,” tegasnya.
Eksistensi Bali mampu memberikan kehidupan kepada masyarakatnya dan bahkan negaranya. Belum lagi berbicara secara hakekat keberadaan Bali secara spiritual di kosmik ini yang dipercaya merupakan tempat kunci bagi bumi pertiwi.
Dijelaskan Agus Suananda, CHA selaku Koordinator Acara World Cleanup Day for Suksma Bali acara ini diinisiasi oleh Paiketan Krama Bali, yang diketuai oleh Ir. Anak Agung Suryawan Wiranatha, M.Sc., Ph.D bersama-sama dengan stakeholder pariwisata Bali, GIPI, IHGMA, PHRI, BHA, BVA, UHA, UHSA, AMPB, FSP PAR-SPSI serta Instansi Pendidikan, pegiat relawan lingkungan di Bali, serta didukung Pemerintahan Provinsi berikut dengan pemerintahan di 8 kabupaten dan 1 kota di Bali.
Acara ini merupakan gerakan bersama dan sekaligus langkah berkelanjutan dalam mensosialisasikan kembali bahaya sampah plastik. Jumlah total peserta yang berpartisipasi 59.207 orang di seluruh Bali dari target awal adalah 28.000 orang. Lokasi acara terbagi menjadi 79 titik.
Perwakilan Trash Hero Indonesia, Wayan Aksara menyampaikan bahwa Indonesia kedua kalinya menjadi bagian dari gerakan dunia yang melibatkan 159 negara. Ia berharap agar acara ini akan menjadi momentum yang positif dan berkelanjutan. (kmb/balipost)