Simulasi bencana digelar di Gedung DPRD Bali. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Tanggal 26 setiap bulannya telah ditetapkan oleh Gubernur Wayan Koster sebagai hari simulasi bencana Provinsi Bali. Baik pemerintah maupun badan usaha atau swasta diminta untuk melakukan simulasi evakuasi/penanganan bencana di lingkungan tempat kerja masing-masing pada waktu tersebut.

Pasalnya, kesiapsiagaan menghadapi bencana berperan signifikan dalam mengurangi resiko atau dampak bencana. “Simulasi sebagai upaya melatih diri, tim dan lembaga untuk siap-siaga menghadapi bencana, untuk mengurangi risiko dan dampak bencana. Kenali bahayanya, siapkan strateginya, maka kita siap untuk selamat,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin dikonfirmasi, Kamis (26/9).

Baca juga:  Membudayakan Komunikasi Mengawal Desa Adat

Setiap bulannya, lanjut Rentin, pihaknya selalu mengingatkan semua pihak untuk melaksanakan simulasi. Sebagai bukti telah melakukan simulasi, setiap OPD, lembaga instansi vertikal maupun badan usaha diminta mengirimkan foto dan video ke BPBD Bali.

Sanksi memang belum diberikan bagi yang tidak melaksanakan karena di tahun pertama ini masih fokus pada pembinaan dan penyadaran. “Tahun kedua baru akan penerapan sanksi bagi kantor instansi pemerintah dan dunia usaha,” jelasnya.

Baca juga:  Tambahan Harian Kasus COVID-19 Bali Masih di Atas 100 Orang, Korban Jiwa Juga Dilaporkan

Di luar pemerintah, menurut Rentin, dunia usaha terbilang sangat proaktif untuk melaksanakan simulasi bencana setiap tanggal 26. Dulu, pihaknya yang melakukan jemput bola ke beberapa hotel dan dunia usaha seperti mall dan supermarket.

Tapi sekarang, BPBD justru kewalahan memenuhi permohonan dunia usaha untuk mengisi sosialisasi dan berlanjut melatih simulasi. Tugas berikutnya adalah merangkul desa adat yang saat ini masih belum tersentuh simulasi bencana. “Desa adat, jujur kami belum sentuh, target kami baru mulai di tahun kedua,” imbuhnya.

Baca juga:  MUDP Dukung Desa Adat Miliki Toko Modern

Walau belum tersentuh, Rentin menyebut Majelis Desa Adat secara informal sudah pernah menyampaikan hendak menjalin sinergitas dengan BPBD untuk melatih krama desa adat terkait edukasi/sosialisasi kebencanaan. “Kami juga akan merangkul 1.493 Desa Adat untuk menuangkan hari simulasi bencana ke dalam perarem. Ini yang akan menguatkan,” pungkasnya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *