Arus Lalin di Jalan Uluwatu kerap macet karena ramainya kendaraan yang melintas. (BP/Dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Jalur lalulintas di Jalan Raya Uluwatu, Ungasan, Kuta Selatan selama ini selalu dikeluhkan. Pasalnya sepanjang jalur menuju kawasan wisata Uluwatu tersebut, selalu krodit pada jam tertentu.

Bahkan, kondisi Volume Capacity Ratio (VCR) di jalan tanjakan GWK tersebut diketahui sudah mencapai 0,8 persen. VCR ini menandakan kondisi yang sudah mendekati macet total.

Menurut Kabid Lalulintas Dishub Badung, Tofan Priyanto, Kamis (26/9), hal tersebut disebabkan oleh volume kendaraan yang melebihi kapasitas badan jalan, yang lebar jalannya itu antara 7-8 meter. Jalan raya Uluwatu dengan 2 jalur dan 2 lajur tentu sudah tidak bisa lagi ditingkatkan kapasitas jalannnya, kecuali jalannya di pelebar. Tapi kata dia, itu sulit juga dilakukan, karena kanan kiri jalan sudah terbangun.

Baca juga:  Kuliner, Penyumbang PDB Terbesar Ekonomi Kreatif

Kepadatan di jalan tersebut menurutnya dipengaruhi oleh faktor jalan tersebut merupakan jalan utama menuju sejumlah obyek wisata menuju Ungasan, Kutuh dan Pecatu. Sehingga terjadi ketidaksesuaian antara supply dengan demman yang menjadi faktor penyebab kemacetan. “Namun itu biasanya terjadi pada jam-jam sibuk seperti jam pulang sekolah, jam pulang kantor dan jam pulang wisatawan dari obyek wisata,” terangnya.

Kondisi tersebut kata dia semakin diperparah dengan 2 titik simpang yang dinilai menjadi hambatan lalulintas di jalan Uliwatu, yaitu simpang Poltek Negeri Bali dan simpang Nirmala Ungasan. Dimana kondisi simpang nirmala Ungasan yang juga ada tugu di tengah jalan, dinilai membuat pengendara dari arah utara dan selatan sulit untuk berpapasan dengan lancar.

Baca juga:  Maret, Manajemen Uluwatu Akui Penurunan Kunjungan 

Karena itulah kendaraan dari kedua arah itu harus saling menunggu untuk bisa melintas di titik tersebut dan itu yang membuat terjadinya krodit. Di sisi lain keberadaan tugu di tengah jalan itu juga mengganggu manuver berbelok kendaraan. “Memang kita akui bahwa tugu itu menjadi satu pemicu kemacetan. Tapi, tugu itu merupakan tempat untuk meletakkan sajen. Sehingga kita tidak bisa semena-mena melakukan pemindahan. Ini perlu pembicaraan dengan masyarakat Adat untuk dipindahkan,” ucapnya.

Baca juga:  DTW Mulai Dibuka, Prokes dan Penggunaan PeduliLindungi Jadi Kewajiban

Sementara untuk kondisi di simpang poltek negeri Bali, perpotongan arus kendaraan di titik tersebut juga memicu kemacetan. Jika kondisi persimpangan tersebut dijadikan satu arus ke utara, hal itu ditakutkan membuat kemacetan berpindah ke simpang lain.

Sebagai solusi, pihaknya akan melakukan kajian secara menyeluruh terkait kemacetan di jalan Uluwatu. Setelah itu barulah dibuatkan rekayasa arus lalin, sehingga diketahui titik mana yang perlu dievaluasi kedepannya. “Ini yang perlu kita kaji, apakah nanti dibuat satu arah dan berputar. Itu harus dilakukan kajian mendalam,” katanya. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *