TABANAN, BALIPOST.com – Ada yang menarik dalam kegiatan pengerjaan jembatan penghubung Desa Gubug dengan Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, yang merupakan program TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) ke-106 Kodim 1619/Tabanan, Jumat (27/9). Puluhan narapidana dari Lapas IIB Tabanan mengenakan kaos biru lengkap dengan topi oranye, turut berbaur dengan jajaran TNI Kodim/1619 Tabanan, anggota Polres Tabanan, dan masyarakat setempat. Saka Wira Kartika (pramuka binaan Kodim) juga terlibat dalam kegiatan pengecoran jembatan pra-TMMD ini.
Tanpa melihat perbedaan status, mereka gotong royong mengambil peran masing-masing. Tidak ada rasa canggung saat ratusan orang dari berbagai elemen ini melakukan pekerjaannya. Obrolan santai juga terlihat saat kegiatan pengecoran kolam jembatan selebar 50 centimeter dan sedalam 1 meter.
Meski demikian, 20 narapidana Lapas Tabanan tetap dalam pengawalan 10 orang petugas. Mereka adalah napi yang sudah sekian tahun menjalani masa hukumannya dengan beragam kasus, dan dalam waktu dekat akan kembali menghirup udara kebebasan (berakhir masa tahanan). “Senang diajak bantu buat jembatan, sekalian sebentar keluar lapas,” ucap Ketut Darma, napi berusia 70 tahun asal Kecamatan Pupuan yang terlibat kasus pencabulan.
Wayan Sudana (41), narapidana kasus narkotika asal Kecamatan Kediri menyatakan, selama di dalam lapas banyak pembinaan yang telah didapatkannya seperti pertukangan, membuat tempe, dupa, dan mengurus kebun lapas. “Minimal sudah bisa ikut membantu,” terangnya.
Komandan Kodim (Dandim) 1619/Tabanan Letkol Inf Toni Sri Hartanto yang turun langsung didampingi sejumlah petinggi Kodim lainnya mengatakan, jembatan penghubung dua desa dalam program TMMD 106 Kodim Tabanan ini merupakan aspirasi warga Desa Gubug dan Desa Bongan yang diusulkan sejak tahun 2009 silam dan baru bisa terealisasi tahun ini. Program pembuatan jalan, jembatan, dan senderan ini menelan anggaran APBD Rp 1,2 miliar.
Dikerjakan secara swakelola, pembangunan jembatan pra-TMMD ini mampu mengirit anggaran APBD Rp 900 juta. Sebab, jika dikerjakan pihak rekanan, asumsi perhitungan PU menghabiskan dana Rp 2,1 miliar. Saat ini pengerjaan sudah berjalan 85 persen. Semua ini tidak terlepas dari dukungan jajaran anggota TNI, anggota Polres Tabanan, masyarakat terkait dari Gubug dan Bongan yang tiap harinya bergiliran membantu pengerjaan.
Jembatan yang tengah digarap panjangnya 17 meter dan lebar 5,5 meter, ditambah pembuatan jalan baru sepanjang 65 meter dengan lebar 3 meter, tebal 0,12 meter serta betonisasi. Urgensi pemililihan sasaran TMMD tersebut dilihat dari sisi pendidikan guna mencegah dan mengurangi korban lalu lintas. ”Ditinjau dari segi ekonomi juga dapat memperlancar tranportasi hasil pertanian dari dan menuju Desa Gubug-Bongan,” ungkap Dandim.
Permintaan akan adanya jembatan penghubung di atas sungai Yeh Empas ini dibenarkan oleh Klian Adat Banjar Tonja, Desa Gubug, I Nyoman Sujana. Dikatakannya, permohonan akan jembatan ini sudah sering diuusulkan ke pemerintah daerah sejak tahun 2009 silam.
Keinginan adanya jembatan penghubung Desa Gubug dan Desa Bongan karena banyak warga yang melintasi Sungai Yeh empas, termasuk siswa yang berangkat ke sekolah. “Sebelumnya untuk menuju Desa Gubug dari Desa Bongan membutuhkan waktu sekitar 30 menit dan harus melewati jalan raya Denpasar-Gilimanuk yang cukup ramai. Setelah jembatan ini rampung, 10 atau 15 menit sudah sampai dan tidak terjebak macet,” terangnya. (Dewi Puspawati/balipost)