Suasana bongkar muat di Pelabuhan Gilimanuk. (BP/olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Arus penyeberangan di Pelabuhan Gilimanuk sejak Senin (30/9) malam sempat tersendat. Pasalnya, dari tujuh dermaga di Pelabuhan Gilimanuk, beberapa dermaga tidak bisa disandari kapal, khususnya di dermaga LCM.

Pemicunya, pendangkalan yang terjadi di dermaga LCM. Sehingga ketika air surut kapal-kapal yang biasanya langsung menurunkan ram door di plengsengan dermaga tidak bisa sandar. Kondisi ini pun menyebabkan antrean kendaraan khususnya kendaraan barang hingga di luar Pelabuhan Gilimanuk.

Baca juga:  Penumpang Keluar Lebih Tinggi Dibanding Masuk Bali

Dari pengamatan, penyeberangan sempat terganggu sejak dua hari lalu. Kondisi air surut terutama saat puncak bulan mati (Tilem).

Air surut dibawah 6 cm, sehingga mengganggu kapal-kapal yang ram door-nya pendek. Praktis kapal harus menunggu antrean bongkar muat di demarga Moving Bridge (MB). Kapal menunggu di perairan untuk bisa sandar sehingga menambah waktu di tengah laut.

Selain masalah air surut, di dermaga MB II saat ini juga sedang mengalami perbaikan. Sehingga dari tujuh dermaga yang biasa beroperasi, hanya tiga dermaga yang bisa digunakan normal. Yakni dua dermaga MB dan satu ponton.

Baca juga:  Diprediksi, Hari Ini Ribuan Warga akan Keluar Bali lewat Gilimanuk

Hingga Senin (30/9) malam terjadi antrean panjang kendaraan khususnya angkutan barang. Truk-truk besar yang biasanya diarahkan ke dermaga LCM hingga tengah malam mengular hingga lebih dari 1 kilometer dari loket pelabuhan.

Manajer Operasional ASDP Gilimanuk, Agus Supriyatno dikonfirmasi membenarkan adanya kendala di dermaga LCM akibat pendangkalan yang terjadi di dermaga dan air surut. Saat terjadi air surut, dari belasn kapal yang beroperasi di dermaga LCM hanya dua unit kapal yang memiliki ram door panjang.

Baca juga:  Sampah Arus Mudik Capai 4 Ton

Hanya dua kapal itu yang bisa melayani bongkar muat. Di sisi lain, jumlah kendaraan barang yang akan menyeberang melalui dermaga LCM banyak.

Pengelola pelabuhan sudah berkoordinasi dengan direksi untuk dilakukan pengerukan di dermaga LCM. Sehingga aktivitas bongkar muat tetap bisa dilaksanakan ketika kondisi air laut surut. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *