DENPASAR, BALIPOST.com – Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma (PDAM) Kota Denpasar yang menargetkan menambah 2.600 pelanggan pada tahun 2020 mendatang, dinilai sulit terwujud. Sebab, biaya pemasangan baru bagi calon pelanggan air bersih ini masih cukup tinggi, terutama bagi warga yang belum dilalui jaringan pipa distribusi.
Kondisi itu menjadi perhatian jajaran DPRD Denpasar. Dewan berharap salah satu perusahaan daerah milik Pemkot Denpasar ini mampu membangun jaringan pipa distribusi secara mandiri tanpa mengikutkan calon pelanggan untuk pembiayaannya.
Hal tersebut diungkapkan anggota DPRD Denpasar I Made Sukarmana dan A.A. Susruta Ngurah Putra usai mendapat pengaduan dari calon pelanggan, Rabu (2/10). Salah seorang calon pelanggan dikatakan dikenai biaya Rp 11 juta untuk pemasangan baru. Padahal, jarak rumah dengan pipa distribusi induk tidak lebih dari 30 meter.
Kedua wakil rakyat itu menilai biaya pasang baru yang ditentukan Perumda Air Minum milik Denpasar mencekik leher. Karena cukup tinggi, dikhawatirkan tidak akan terjangkau masyarakat berpenghasilan kecil. Akibatnya, cakupan layanan yang diharapkan bisa mencapai 80 persen dari jumlah penduduk tidak bisa terwujud.
Menurut Susruta, untuk membangun pipa jaringan distribusi, baik yang utama (induk) maupun sekunder menjadi tanggung jawab Perumda. Terlebih selama ini pemerintah setiap tahun selalu memberikan belanja modal dengan jumlah yang cukup besar. Dana tersebut bisa digunakan untuk mensubsidi biaya pemasangan jaringan distribusi ke masyarakat. “Jangan libatkan masyarakat dalam membangun investasi milik Perumda. Kewajiban warga membiayai jaringan, yakni setelah meteran air. Artinya, di luar meteran itu masih menjadi tanggung jawab Perumda,” kata politisi Demokrat ini.
Sukarmana berharap Perumda Air Minum Denpasar melakukan terobosan dalam memberikan pelayanan kepada warga. Seperti yang dilakukan perusahaan daerah di daerah lain, contohnya Kalimantan Timur. PDAM di kota ini memberikan layanan gratis untuk pemasangan baru. Dampaknya, masyarakat beralih menggunakan air PDAM.
Di sisi lain, Direktur Teknik Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma Denpasar Putu Yasa mengatakan, biaya tinggi tersebut akibat belum adanya jaringan distribusi sekunder di depan rumah calon pelanggan. Bila sudah ada, calon pelanggan hanya terkena biaya standar.
Seperti diketahui, pada September 2019 lalu, Perumda Air Minum Denpasar memberikan layanan potongan harga 50 persen untuk sambungan baru jenis rumah tangga. Hanya, karena biaya total yang diperlukan masih cukup tinggi, sejumlah calon pelanggan membatalkan permohonan sambungan baru. (Asmara Putra/balipost)