Suasana prosesi upacara yang berlangsung di Pura Tirta Empul, Tampaksiring. (BP/istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Ribuan krama antusias melaksanakan Karya Tawur Mesapuh Agung, Muluk Perdagangan, Penyegjeg Jagat di Pura Tirta Empul, Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Rabu (2/10). Serangkaian upacara itu areal madya hingga utama mandala ditutup untuk umum.

Meski demikian, wisatawan tetap boleh datang ke sana hanya sampai jaba sisi pura saja. Bendesa Adat Manukaya Let, I Made Mawi Arnata menerangkan upacara ini bertujuan untuk membersihkan isi alam semesta dari sifat buruk dan mengembalikan pada alamnya masing-masing.

Terutama di kawasan Pura Tirta Empul dan sekitarnya, ini menjadi kewajiban umat untuk menjadikan pura sebagai kawasan tempat suci. “Upacara mengembalikan taksu pura inipun akhirnya digelar setelah sebelumnya 51 tahun lalu juga pernah digelar,” katanya.

Baca juga:  Panglukatan Sapta Gangga Pura Tirta Empul di Desa Adat Timbrah Ditata

Ditambahkan upacara ini juga digelar karena sebelumnya sempat dilakukan renovasi di beberapa bagian pelinggih pura setempat. “Ada beberapa pelinggih direnovasi,” katanya.

Penyarikan Desa Adat Manukaya Let, I Made Kuntung menambahkan bahwa pihaknya memang sengaja menutup kawasan utama mandala sampai di madya mandala pura saja. Mengingat areal itu sebagai tempat berlangsungnya prosesi karya tersebut. “Khusus ke patirta, atau tempat melukat itu ditutup sementara. Penutupan dilakukan sampai upacara selesai,” paparnya.

Baca juga:  Hasil Paruman, Prajuru Desa Siapkan Upaya Hukum Sikapi Terbitnya Sertifikat Hak Pakai Pasar Rakyat Gianyar

Bahkan lima hari sebelum Karya Mesapuh Agung dilangsungkan, pihaknya telah membuat surat permakluman. Tertuang di dalamnya berisi dalam rangka Karya Tawur Mesapuh Agung, Mupuk Pedagingan, Penyengjeg Jagat, Karya Puja Wali Ngusaba Kapat di Pura Tirta Empul dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 23 Oktober 2019.

Selain bertujuan untuk membersihkan kawasan suci itu selama upacara, pihaknya juga bermaksud agar prosesi upacara berjalan lancar. Mengingat krama yang mengikuti karya jumlahnya hingga ribuan krama dari semua desa adat.

Baca juga:  Cegah Kehilangan, Masyarakat dan Prajuru Desa Diminta Ikut Jaga WiFi BSI

Dipastikan areal Utama Mandala sampai Madya Mandala dipadati oleh krama. Usai prosesi tersebut, rangkaian upacara akan dilanjutkan dengan Melasti ke Pantai Keramas pada  Senin (7/10).

Selanjutnya upacara puncak akan digelar pada Redite Umanis, Wara, Menail (13/10) berlangsung di Pura Pucak Tirta Empul dan Soma Paing, Wara, Menail pada (14/10) berlangsung di Pura Tirta Empul. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *