NEGARA, BALIPOST.com – Semakin banyaknya sekaa Makepung yang bermunculan merupakan perkembangan yang baik untuk tradisi khas Jembrana ini. Namun di satu sisi sesuai perkembangan jaman, spirit Makepung sebagai atraksi dan mengedepankan sikap sportivitas dikhawatirkan tergerus.
Guna menjaga pakem Makepung ini menyesuaikan perkembangan, Sekaa Makepung yang terdiri dari blok Barat (ijogading barat) dan blok Timur (ijogading timur) merancang Awig-awig. Pelaku yang juga koordinator Makepung Jembrana, I Made Mara, Jumat (4/10) mengatakan Awig-awig yang telah dibuat ini sebagai dasar dalam pelaksanaan Makepung.
Di sana tertuang sejumlah pakem dalam pelaksanaan atraksi Makepung. Misalnya untuk Ijogading Barat, ornamen yang dikenakan dalam misa (kerbau) dan jokinya ditentukan yakni baju, udeng dan bendera warna barak (merah). Sedangkan Ijogading Timur, lebih dominan gadang (warna hijau).
Begitu halnya pedoman dalam atraksi, terkait teknis-teknis jarak antara satu pasangan kerbau dengan lainnya, penentuan pemenang, kelas-kelas yang bertanding dan lain-lain. “Ini perlu (awig-awig) untuk ke depannya. Anak cucu kita yang akan meneruskan agar memiliki pedoman. Sekarang sudah semakin berkembang dan harus ditekankan bahwa atraksi ini mengedepankan spirit sportivitas,” ujar Mara yang juga Perbekel Melaya ini.
Sementara itu budayawan yang juga penulis, DS Putra menyebutkan Makepung merupakan bentuk teater yang lengkap. Sebagaimana melihat dan menilik secara sosiologis laku kehidupan masyarakat tani tradisional di Kabupaten Jembrana. “Tentu tidak bisa dikomparasikan begitu saja dengan laku budaya para petani tradisional di daerah lainnya di Bali,” terangnya.
Secara filosofi, menurutnya, Makepung menggambarkan maskulinitas. Lebih pada gaya hidup dan daya hidup.
Pihaknya sepakat dengan adanya awig-awig dari sekaa. Apalagi Makepung saat ini sudah terdaftar sebagai Warisan Budaya non Benda. (Surya Dharma/balipost)