Krama ngayah untuk upacara Ngenteg Linggih di Pura Dadia Basukian. (BP/nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Pura Dadia Basukian Pratisentana Bendesa Manik Mas Besakih bakal melaksanakan upacara Ngenteg Linggih Lan Nubung Pedagingan. Puncak Karya bakal di gelar pada Purnama Sasih Kapat, Minggu (13/10).

Saat ini krama dadia masih disibukkan dengan berbagai persiapan jelang puncak karya. Sekretaris Karya Pura Dadia Basukian, Mangku Nyoman Sumerta didampingi bendahara Mangku Ketut Pageh, Minggu (7/10) mengungkapkan, berbagai persiapan telah dilakukan krama.

Persiapan seperti membuat wewarungan, masang ider-ider di semua palinggih sudah hampir selesai dilakukan. “Sekarang ini krama ngayah membuat penjor,” ucapnya.

Baca juga:  Dianggarkan Rp 48 Miliar, Tahap II Dermaga Tanah Ampo Dilakukan Tahun Ini

Sumerta menambahkan, karya sudah diawali dengan upacara yasa kerti karya pada Sabtu (28/9). Kemudian dilanjutkan dengan matur piuning, nunas tirta pemuket, negtegang, ngingsah, mengalang sasih nancep sunari lan sanggar tawang Rabu (2/10), mendak ida bhatara tirta Senin (7/10), nurun pralingga ida bhatara kawitan ring padarmaan, paibon lan pajenengan Selasa (8/10), mepepada lan membem upekwra taur lan pemlaspas Rabu (9/10), tawur/pecaruan, pemlaspas mepedagingan lan ulemwn upesaksi desa adat lan penglingsir Kamis (10/10), melasti ke segara watu klotok Jumat (11/10) dan nyuwung lan mepepada puncak lan memben upacara puncak, Jumat (12/10).

Baca juga:  Dua Warga Disanksi "Kanorayang," Warga Krama Jro Kuta Pejeng Suarakan Penolakan

“Untuk puncak karya bakal berlangsung Minggu (13/10). Saat puncak karya akan dilaksanakan upacara ngayab peselang, pengayungan,pedanan, ngingkup, ngenteg linggih lan piodalan. Upacara puncak bakal dipuput tiga sulinggih yakni Ida Pandita Griya Pengending, Ida Pandita Griya Calo dan Ida Pandita Griya Macang,” katanya.

Disingung terkait sarana upakara, Sumerta mengatakan sarana upakara seluruhnya dibeli dari tukang banten. Diputuskan membeli sarana upakara agar krama dadia tidak terlalu berat untuk ngaturang ayah-ayah. Sebab, bantennya cukup besar. “Dengan membeli sarana upakara, krama hanya ngayah untuk persiapan sarana prasarana karya saja, seperti membuat sarana taur, sanggar tawang dan yang lainnya,” tegas Sumerta. (Eka Parananda/balipost)

Baca juga:  Mohon Informasi Karya Pura Besakih
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *