TABANAN, BALIPOST.com – Guna mengembangkan desa wisata, Kelating membuat paket keliling desa menggunakan ATV. Usaha ATV yang merupakan salah satu unit dari Baga Utsawa Padruwen Desa Adat (BUPDA) ini dipadukan dengan potensi, seperti pantai dan keindahan sawah.

Pengelolaan wahana wisata ini diserahkan pada generasi muda yang mau ngayah dan memiliki komitmen memajukan desa dan adat khususnya. Bendesa Adat Kelating I Dewa Made Maharjana mengatakan, keberadaan BUPDA di Desa Kelating sesuai dengan Pergub pasal 60 atau inovasi Gubernur Bali.

Desa diharapkan mampu mengembangkan diri dalam bidang pariwisata, ekonomi dan SDM. “Wahana ini kerjasama dengan warga adat sebagai pemilik ATV dan adat sebagai pengelola, dan kami percayakan pada generasi muda di desa untuk pengelolaannya,” terangnya, Minggu (6/10).

Baca juga:  Jaga Ketersediaan Pangan, Kabupaten/kota Diminta Bentuk Perumda

Lanjut kata Dewa Maharjana, ide gagasan wahana ATV di Desa Kelating ini didasari rasa jengah, lantaran adanya ATV lain yang hampir setiap hari melintas di wewidangan desa adat Kelating, “Terkesan kita hanya jadi penonton di wilayah sendiri, itulah yang mendasari kami ikut mengembangkan potensi yang ada di desa,” ucapnya.

Tentunya, gagasan tersebut juga sudah melalui koordinasi dengan tokoh-tokoh dan warga adat setempat, baik itu perangkat dinas, adat dan subak.

Sementara itu Dewa Nyoman Anggara Wijaya Putra selaku pengelola wahana ATV mengatakan sejak dibuka pada 28 September, banyak masyarakat lokal yang sudah mencoba. Bahkan, dari wisatawan asing sudah ada yang booking dalam waktu dekat ini.

Baca juga:  Penerapan Perda Desa Wisata Diuji Coba di Desa Bongan

Diterangkan Dewa Anggara, untuk lokal mereka diberikan kebebasan bermain ATV di pantai selama satu jam dengan tiket Rp 150 ribu per ATV. Sementara untuk wisatawan asing, disiapkan rute yang tujuannya untuk mengenalkan potensi Desa Kelating lainnya.

Selain menggunakan ATV, wisatawan asing juga diarahkan untuk melihat kegiatan masyarakat mulai dari pembuatan garam, sanggar seni, pande besi, tukang ukir dan barong dance. “Kurang lebih dua jam mereka akan dipandu berkeliling sesuai rute dan melihat kegiatan masyarakat, selain juga kami siapkan spot foto,” terangnya.

Baca juga:  Kunjungan ke Puri Ubud Dibatasi, Pertunjukan Dihentikan

Untuk wisatawan asing, tiket wahana ATV dijual Rp 800 ribu per ATV, sudah termasuk makan siang dan lainnya yang disiapkan pengelola. “Kalau yang lokal ingin mencoba rute bisa saja hanya dikenakan Rp 200 ribu, jadi silahkan datang untuk mencoba wahana baru kami,” pungkasnya.

Terkait pengembangan desa wisata, Plt Kepala Dinas Pariwisata I Made Yasa mengatakan hampir setiap desa di Kabupaten Tabanan memiliki potensi pariwisata yang bisa dikelola. Baik dari kebudayaan hingga wisata alam yang bisa dijadikan sebuah konsep bisnis yang dijalankan oleh masyarakat desa.

Keterlibatan masyarakat lokal dan budayanya tentu saja akan menjadi kunci utama pengembangan desa wisata setempat. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *