BANGLI, BALIPOST.com – Rangkaian ngusaba kapat di Pura Hulundanu Batur Tri Khayangan Jagat di Desa Adat Songan sudah dimulai sejak beberapa hari lalu. Kelompok masyarakat, para pemuda, dan lapisan masyarakat lainnya sudah mulai ngayah sejak 25 September 2019 lalu.
Sebagaimana dudonan acara Ngusaba Kapat di Pura Hulundanu Batur Pusat Desa Adat Songan, sesuai bisama, puncak wali akan dilangsungkan bertepatan dengan purnama kapat. Yakni, Minggu 13 Oktober 2019. Saat itu Ida Bhatara akan katuran bhakti piodalan, yang sebelumnya juga dirangkai dengan ngaturang subakti di Pura Kemulan, Pura Ibu, Pura Segara dan Pura Pengangket.
Sebelum acara puncak berlangsung, pangempon dari Desa Adat Songan, pada Selasa (8/10) sudah melakukan upacara caru manca sata, melaspas lan metik wangunan, ngodal Ida Bhatara Dalem dan malamnya dilanjutkan dengan ngodal Ida Bhatara Satimaan dari masing-masing pasuikan menuju Pura Hulundanu Batur Desa Adat Songan. Besoknya, 9 Oktober, dilanjutkan dengan nuur bhatara tirta dan mekening ke Pura Segara. Pada Kamis (10/10), dilanjutkan dengan upacara subhakti watos.
Dalam rangkaian upacara yang akan kasineb (ngelungsur) pada Sabtu 19 Oktober mendatang, krama Hindu Bali, dan masyarakat Hindu seluruh Nusantara diharapkan pedek tangkil, untuk memohon kesejahteraan umat manusia. Sebagaimana yang tertuang dalam prasasti dan purana, jika mereka melaksanakan kewajibannya maka kerahayuan, kesejahteraan masyarakat luas, para subak, dan masyarakat Hindhu lainnnya akan tercapai.
Hal itu juga yang disampaikan Bhatara Gnijaya dalam prasastinya, di mana disebutkan bahwa bhatara yang berstana di Pura Hulundanu Batur merupakan sumber dari segala sumber kehidupan di Bali. “Mangke nemuaken apan manira ngamertaning wong Bali kabeh, tan paran mapinunas mertha ring parhyangan nira ring Hulundanu, ngawe gemuh ikang rat”, tulis salah satu kitab purana Pura Hulundanu Batur di Songan.
Sekretaris panitia Ngusaba Kapat Pura Hulundanu Batur Tri Khayangan Jagat Desa Adat Songan, I Gede Kariawan, S.Pd.,M.Pd., Kamis (10/10) mengatakan bahwa puncak karya akan dilangsungkan Minggu 13 Oktober. “Dan Jumat ini, sesuai eedan karya akan dilakukan upacara mapepada yang dimulai sekitar pukul 11.00,” tandas Gede Kariawan.
Sambung pria yang juga menjabat sebagai penyarikan itu, bahwa setelah puncak ngusaba, besoknya mulai tanggal 14 Oktober dilakukan bhakti penganyar dari kabupten/kota seluruh Bali, hingga terakhir pada Sabtu, 19 Oktober dilakukan subakti ngaturin, meprani dan malamnya kasineb antuk subakti ngeluhur. (Miasa/balipost)