Wisatawan beraktivitas di Pantai Labuan Sait. (BP/edi)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kabar bangkrutnya Thomas Cook, agen perjalanan wisata Inggris, cukup mengagetkan kalangan pariwisata di Bali. Pasalnya Thomas Cook dikenal sebagai perusahaan besar yang telah lama berdiri.

Sehingga banyak pihak mempertanyakan kebangkrutan perusahaan besar tersebut. Beberapa hotel di Bali pun terkena imbasnya.

Pasalnya beberapa hotel dari Bali menerima tamu dari Thomas Cook. Menurut Ketua Asita Bali Ketut Ardhana, Kamis (10/10) sejumlah hotel tersebut antara lain, Griya Santrian, Maya Sanur, Prama Sanur Beach, Sativa, Mercure Sanur, Legian Beach, Bali Mandira, Padma Legian, Hard Rock Hotel, dan Bali Garden. Terdapat pula, Belmond Jimbaran, Kayumanis Jimbaran, Movenpick, Ayodya Resort, Grand Hyatt, Mulia Resort, Melia Bali, The Laguna, Nusa Dua Beach, Sol Beach House, Bali Tropic, Novotel Bali Benoa, Kayumanis Nusa Dua, Kayumanis Sanur, Kayumanis Ubud, The Royal Pita Maha, Tjampuhan, Maya Ubud, Candi Beach, dan The Lovina.

Baca juga:  Dukung UMKM Go Digital, BRI Gandeng "Beemarket"

“Banyak yang memakai jasanya, banyak penginapan yang dipakai, mungkin lebih dari 30-an,” ungkapnya.

Hotel yang digunakan tersebar di daerah Ubud, Sanur, dan Nusa Dua. Ia menegaskan, meski travel agen ini bangkrut tidak mempengaruhi pariwisata Bali karena calon wisatawan bisa mengalihkan agen perjalanan ke agen lain.

Meski sumbangan tamu Eropanya ke Bali cukup tinggi, namun perusahaan travel agen terkenal di Eropa cukup banyak. Sehingga calon wisatawan bisa memakai agen perjalanan yang lain, termasuk calon wisatawan Eropa. “Saya berpikir bahwa turis Eropa tetap akan datang, tetap akan bepergian karena tour operator di Eropa banyak, yang terkenal juga banyak. Jadi tentu mereka akan mencari informasi dan mengatur perjalanannya melalui tour operator lain,” bebernya.

Baca juga:  Kabur Saat Diajak ke TKP, Kaki Penjambret Ditembak

Wakil Ketua I DPP IHGMA Made Ramia Adnyana mengatakan hal yang sama. Secara umum kebangkrutan Thoman Cook tidak berdampak secara signifikan. “Tapi ada kurang lebih 16 hotel belum dibayar karena mereka pakai credit facility,” ujarnya.

Credit facility tersebut bisa digunakan perusahaan besar dengan fasilitas selama 1 bulan. Credit facility biasa diberikan untuk travel agen besar.

Demikian juga saat ini system pembayaran itu masih digunakan. “Karena ini besar, saya dengar teman–teman yang kena, mereka langsung menagih ke tamunya, rata-rata langsung minta payment ke tamu langsung. Karena tidak ada kejelasan dari Thomas Cook terkait dengan pembayarannya,” ungkapnya.

Baca juga:  Soal RUU Provinsi Bali Tak Masuk Daftar 50 RUU Prolegnas Prioritas, Begini Tanggapan Gubernur Koster

Menurutnya,  pengaruhnya pada beberapa hotel yang biasa digunakan Thomas Cook. Ia berharap, agar hotel–hotel ke depan lebih memperhatikan financial background semua operator ataupun travel agent yang diajak kerjasama, untuk menghindari hal serupa terjadi di kemudian hari.

Ia pun menampik kontribusi besar yang disumbangkan Thomas Cook untuk mendatangkan wisatawan Eropa ke Bali. “Tidak terlalu banyak, paling 2–3 persen, makanya yang lain (hotel) tidak berpengaruh,” tandasnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *