Salah satu penggerak ekonomi kerakyatan yang kini sedang digalakkan adalah bangkitnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Gerakan ini juga sering disosialisasikan lewat berbagai acara.

Sayangnya gerakan kontinyu dan permodalan dalam mendukung UMKM sering tersendat. Saya sering melihat pelaku UMKM berjuang sendiri memasarkan produknya. Bahkan seiring dengan makin ganasnya penguasaan teknologi terhadap pasar konvensional, pelaku UMKM makin banyak yang tersisih.

Baca juga:  Perkuat Rantai Pasok Industri Otomotif, BRI Salurkan Pembiayaan ke IKM Lokal

Lihat saja, dulu sepanjang jalan Ubud menuju Tegallalang ketika saya mengantar tamu, deretan art shot memajang berbagai bentuk kerajinan. Desainnya pun beragam. Bahkan jalur ini sempat dijuluki pasar seni terpanjang di dunia karena bentangannya sampai 20 kilometer sampai ke kawasan Pujung, Tegallalang.

Sayangnya kini deretan art shop itu banyak yang tutup dan sepi. Mungkin juga perajinnya sudah pindah atau alih profesi. Melihat kondisi ini, saya berharap campur tangan pemerintah dalam mendukung tetap terjaganya pasar UMKM dilakukan lebih jelas. Dukungan permodalan harus jelas. Jika memungkinkan setiap daerah memiliki ruang pajang produk UMKM.

Baca juga:  Jangan Ada Dusta di Antara Kita

Dewa Made Suriana

Denpasar-Bali

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *