MANGUPURA, BALIPOST.com – Hari Pangan Internasional yang dirayakan pada Oktober menjadi momen untuk BPR Lestari Bali kembali mengadakan misi #MakeanImpact melalui program #LestariforKids. Ini adalah kali kelima pelaksanaan Lestari for Kids di 2019.
Kali ini, kegiatan ini dilaksanakan pada 12 hingga 13 Oktober 2019 dibantu oleh seluruh Lestarian untuk mendistribusikan 8 Ton beras. Adalah Yayasan Bukit Kehidupan Ungasan atau yang juga dikenal dengan nama Bali Life Foundation.
Yayasan yang sudah beroperasi sejak tahun 2006 ini sudah mendapatkan akreditasi A sehingga sudah bisa disebut sebagai Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA). Bersama Boy Rio Sitinjak, salah satu pengurus LKSA sekaligus yang akrab disapa ‘Bapak’ oleh anak-anak di sana, menceritakan berbagai suka duka serta kenangan yang ada selama mengurus LKSA ini. “Saat ini total ada 41 anak yang kami asuh. Paling kecil saat ini usianya 6 tahun. Kami bantu carikan orang tua asuh agar anak-anak disini bisa bersekolah,” ujar Pak Rio.
Rio menceritakan kisahnya yang dalam kondisi dan latar belakang terbatas, sedikit kesulitan untuk mengurus seluruh keperluan anak-anak khususnya dalam hal surat-surat. “Kalau lihat Kartu Keluarga (KK) saya bersama istri, ada 15 anak yang masuk dalam KK kami. Jadi kalau bawa KK untuk urus sesuatu, pasti orang-orang kaget melihat karena KK kami sampai 2 lembar,” tambah Pak Rio sambil tersenyum mengenang berbagai kisahnya.
Selain fokus dalam mengelola LKSA Bukit Kehidupan Ungasan ini, Bali Life Foundation juga memiliki Rumah Singgah yang berada di Suwung dan Monang Maning. Rumah Singgah ini menangani anak-anak jalanan untuk diberikan pendidikan nonformal sehingga membentuk karakter mereka untuk mau sekolah dan berhenti menjadi pengemis.
Selain anak-anak, Rumah Singgah juga menyediakan wadah dan memberikan bekal keterampilan bagi orang tua. Rumah Singgah ini juga menjadi salah satu komitmen keseriusan para pengelola untuk terus membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah anak-anak yang tidak sekolah, membantu memberikan pendidikan non formal bagi para anak jalanan.
“Di Rumah Singgah memang sudah ada pengurusnya yang membantu di sana. Tapi, kami selalu melibatkan anak-anak SMP dan SMA untuk ikut membantu di Rumah Singgah secara bergilir. Hal ini supaya mereka belajar untuk membantu orang lain dan ikut melihat kondisi nyata di lapangan,” tambahnya.
Mengasuh puluhan anak di LKSA bukanlah hal yang mudah. Namun seluruh pengurus bahu membahu untuk bisa memberikan yang terbaik.
Tidak hanya kebutuhan pokok namun mereka juga fokus untuk mengajarkan hal dasar tentang agama dan juga kegiatan-kegiatan positif untuk mengisi berbagai kegiatan di akhir pekan. Adanya BPR Lestari Bali melalui program Lestari for Kids semakin meringankan beban kebutuhan di LKSA. “Sedikit demi sedikit beban kebutuhan kami berkurang karena bantuan dari BPR Lestari Bali, khususnya kebutuhan pangan anak-anak. Semoga bantuan ini bisa berkelanjutan ya,” ujar Pak Rio.
“Besar harapan kami, Lestari for Kids yang merupakan salah satu program dari misi #MakeanImpact ini bisa terus memberikan pengaruh positif bagi Panti Asuhan binaan BPR Lestari lainnya. Tidak hanya bagi pengurus tetapi juga adik-adik kami di sana,” tutup Ayu Silviananda, Corporate Secretary Manager BPR Lestari Bali. (Adv/balipost)