Upacara Nangluk Merana krama Apuan, Kecamatan Baturiti. (BP/istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Serangan hama tikus pada padi dan palawija 3 bulan lalu yang sampai menyebabkan gagal panen, membuat petani di Desa Adat Apuan dan Desa Adat Jelantik di Kecamatan Baturiti, Tabanan menggelar upacara Nangkluk Merana, Senin (14/10). Uniknya, upacara nangkluk merana yang diikuti sekitar 300 krama ini diiringi gambelan dari kulkul dan lelontekan dari Pohon Katugtug.

Bendesa Adat Apuan I Ketut Cakra menerangkan upacara nangluk merana ini sudah digelar sejak tahun 1998. Dan kini kembali digelar lantaran serangan hama tikus pada padi krama subak di Desa Apuan saat panen 3 bulan lalu.

Baca juga:  Badung Antisipasi Gagal Panen Akibat El Nino

Serangan hama tikus dialami petani di empat subak yakni Subak Apuan, Subak Bugbugan, Subak Jelantik dan Subak Pengotan. Akibatnya banyak petani mengalami gagal panen dan tidak mendapatkan hasil. “Krama subak kemudian memohon kepada Ida Sehuhunan Ratu Alit,” ungkapnya.

Upacara Nangluk Merana kali ini diikuti oleh dua desa adat di Desa Apuan yakni Desa Adat Apuan dan Desa Adat Jelantik. Prosesnya dimulai dari mendak Ida Sesuhunan Ratu Alit ke Pura Peninjoan kemudian dipundut menuju Pura Bukit Sari untuk dilaksanakan upacara.

Baca juga:  Cuaca Panas, Petani Jamur Marga Kesulitan Penuhi Kebutuhan Pasar

Setelah itu Ida Sesuhunan ngunya ke sawah tepatnya menuju pura bedugul di masing-masing Subak. “Jarak yang ditempuh itu sekitar 12 kilometer,” imbuh Ketut Cakra.

Selama proses nangluk merana yang berlangsung 8 jam ini, Ida Sehunan diiringi gambelan dari kulkul. Kemudian dilengkapi lontekan dari Pohon Ketugtug atau pohon bongkot yang digunakan untuk mengusir hama disawah sembari krama suryak-suryak (sorak-sorak). “Tujuannya mengusir segala hama agar padi dan palawija yang sudah ditanam tidak diserang hama,” tegasnya.

Ketut Cakra menambahkan upacara nangkuk merana sepengetahuannya sudah dilakukan krama Desa Apuan sebanyak empat kali. Mulai dari tahun 1998 saat itu tanaman padi diserang hama wereng, lanjut di tahun 2000 diserang hama walang sangit dan di tahun berikutnya sempat juga diserang hama tikus. “Tahun ini hama tikus menyerang hingga luas yang dirusak mencapai kurang lebih 100 hektar,” bebernya.

Baca juga:  Desa Adat Seraya Gelar Karya Padudusan Agung dan Usaba Agung Pura Dalem

Dengan kondisi ini setelah upacara Nangluk Merana dimana hama telah diberikan lelaban (upacara), diharapkan tidak menganggu pertanian di Desa Apuan. Sebab saat ini khusus padi yang ditanam petani telah berumur 1 minggu. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *