Panen Dem Area budidaya tanaman sehat padi di Subak Bengkel, Desa Bengkel, Kecamatan Kediri. (BP/bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Serangan wereng cokelat menjadi salah satu musuh petani di Kabupaten Tabanan selama proses masa tanam. Data Dinas Pertanian menunjukkan, serangan wereng cokelat rata-rata ada di tiap kecamatan, namun yang kerap atau langganan serangan (endemi) hanya lima kecamatan, yakni Kerambitan, Kediri, Selemadeg, Selemadeg Timur, dan Selemadeg Barat.

Meski tidak sampai mengakibatkan gagal panen, hal ini tetap menjadi perhatian serius apalagi Tabanan terkenal sebagai lumbung berasnya Bali. Salah satu upaya memutus mata rantai serangan wereng adalah lahan pertanian harus diperlakukan secara organik. Tahun 2019 ini, Tabanan mendapatkan jatah alokasi bantuan Demonstrasi (Dem) Area budidaya padi sehat dari Kementerian Pertanian melalui Dinas Pertanian Provinsi Bali.

Baca juga:  Pagar Dibobol, Gilimanuk Masih Rawan Jalur Tikus

“Bali untuk program Dem Area ini dapat bantuan 600 hektar di lima kabupaten. Di Tabanan, pilot project 50 hektar di Subak Bengkel, Desa Bengkel, Kecamatan Kediri,” ucap Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana saat panen padi sehat program Dem Area, Selasa (15/10).

Melalui teknik budidaya tanaman sehat, tanaman bisa bertahan dari serangan hama khususnya wereng dan hasil panen meningkat dari sebelumnya 8 ton menjadi 10 ton per hektar.

Baca juga:  Bali Sudah Kembangkan Pertanian Organik Berbasis Budaya

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan I Nyoman Budana mengatakan, untuk program Dem Area (perlakuan organik), petani mendapatkan bantuan benih padi jenis ciherang dan diberi bantuan Dolomit 1 ton per hektar. Dolomit ini untuk mengubah PH tanah yang selama ini kurang subur karena kebanyakan menggunakan pupuk urea (anorganik). “Kapur dolomit ini untuk mengubah PH tanah dan struktur tanah supaya kembali subur,” katanya.

Baca juga:  Imigrasi Ngurah Rai Terapkan Patroli Digital

Petani juga memperoleh bantuan pupuk organik 500 kg/hektar, pestisida agenst 600 gram/hektar, dan tanaman refugia 75 pohon/hektar. Tanaman refugia ini sebagai pengendalian hama OPT jenisnya seperti bunga matahari dan gemitir.

Budana menyatakan, sebelum program Dem Area dari Kementan RI ini, khusus di Kabupaten Tabanan sejak lima tahun belakangan sudah mengarah pada pertanian organik dalam program gerbang pangan serasi dengan beras sehat bagi jajaran PNS Pemkab Tabanan. (Dewi Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *